SURGA DAN NERAKA BESERTA KARAKTER PENGHUNINYA

SURGA DAN NERAKA BESERTA KARAKTER PENGHUNINYA

Oleh
Ma’ruf Zahran

TAJUK di atas sebenarnya memuat dua maksud yaitu kesepadanan karakter surga dengan penghuninya, kesepadanan karakter neraka dengan penghuninya. Tuhan menyifati neraka dengan sifat kasar, kejam, keras, buta, tuli, bisu, tidak peduli, tidak memiliki rasa iba, intinya karakter neraka tidak berperasaan. Telusur ayat suci (kalamullah) tentang karakter neraka, niscaya sedikit-banyak memiliki kesamaan karakter dengan penghuninya. Demikian pula dengan karakteristik penghuni surga dengan spesifikasi bangunan surga yang dihadiahkan Tuhan berkat hidayah-Nya. Populasi mereka telah tampak di dunia. Sebab, dunia adalah suatu alam yang akan berkelanjutan ke akhirat (sustainable).

Terlalu jamak dalam kitab suci sesungguhnya Tuhan memperingatkan dua alam (dunia-akhirat) beserta pencirinya. Pilihan bebas terdapat di tangan kita hari ini (dunia), bukan besok (akhirat). Dengan kata lain, dunia adalah cermin akhirat, dan akhirat adalah cermin dunia. Bagaimana tekstur akhirat, dalam hal ini neraka beserta malaikat penjaganya? Tuhan jelaskan: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya yaitu malaikat yang kasar, keras (tidak ada perasaan iba). Malaikat yang tidak pernah membantah Allah terhadap apa yang diperintah, dan mereka selalu mengerjakan sesuai dengan yang diperintah." (At-Tahrim:6).

Sangat jamak Al-Quran mempresentasikan kedua tempat beserta penciri calon penghuninya (surga dan neraka). Hampir secara maknawi bahwa seluruh ayat menjadi peringatan. Peringatan dalam kitab suci ada dua, kabar gembira dan kabar menakutkan. Dengan kata lain muatan kitab suci berupa janji baik (wa'ad), dan janji buruk (wa'id). Auto ditujukan kepada seluruh manusia, sebab mereka telah diciptakan oleh Tuhan sang kreator (Alkhaliq), dan Dia pula yang menjadi penjaga berstatus hadir (AlWajid). Dia pula yang menurunkan tuntunan (Quran, the holy book), dan mengutus Muhammad diantara para utusan. Muhammad telah berada di atas jalan yang lurus. Dalam firman: "Yasin (Muhammad)."

Destinasi surga dan neraka sangat mudah dikenali perbedaannya. Diferensiasi tersebut tidak banyak, hanya dua. Meyakini ruh Nur Muhammad atau tidak?  Quo vadis iman selama ini? Kemanakah iman? Ternyata, mungkin yang kita sebut iman selama ini hanya tekstur atau profil (penampang) yang tampak dipermukaan. Barang kali hanya ritual gestur dalam sikap yang tampak dari bacaan huruf dan gerakan tubuh. Kemanakah Tuhan dan kemanakah diri, sehingga tidak pernah berjumpa?

Guru berkalam dengan pertanyaan. Bagaimana kalian akan berjumpa Tuhan, kalian mencari Tuhan lewat syariat! Tuhan bukan syariat, dan syariat bukan Tuhan! Lalu, kalian mencari Tuhan dengan hakikat, Tuhan bukan substansi hakikat dan hakikat bukan Dia. Disini banyak manusia mendebat Tuhan di dunia, akan pasti mereka didebat malaikat di alam barzakh dan di alam akhirat, meski mereka mengklaim telah banyak beribadah. Namun ibadah semu, sebelum mereka meyakini Nur Muhammad.

Betapa penting (very urgent) nilai Nur Muhammad yang wajib penulis sampaikan kepada khalayak, karena menjadi hak Muhammad untuk dipublish demi keselamatan umat (bihaqqi Nur Muhammad ya Salam). Biar bagaimana-pun banyaknya materi amal, tanpa pengantar (bi-rasuli Nur Muhammad) tidaklah sampai kepada hadirat yang maha Qudus. Sebelum penulis wafat, pastikan dakwah Nur Muhammad telah tersampaikan dari guru ke guru, dari mursyid ke mursyid, sampai kepada murid. Agar tidak terdapat penyesalan saat diri menjadi tanah, tanah yang tanpa Nur Muhammad (telaah An-Naba':40). Nur Muhammad bukan Muhammad bin Abdullah yang telah wafat di Madinah (Muhammad jasad). Perlu dikaji,  berhenti berkaji, sudah wafatlah diri secara maknawi, sebelum mati hissi (jenazah).

Neraka beserta kawah yang apinya bergejolak meraung-raung adalah ketiadaan Nur Muhammad. Sebab inti utama Nur Muhammad adalah ruh (spirit) kasih sayang telah hilang. Sehingga tanah neraka menjadi sangat panas, apinya maha panas (nara asyaddu harra). Jadi, ketiadaan Nur Muhammad  menjadikan tanah neraka, tiada "welas asih." Angin yang berhembus membawa kesakitan bagi penghuninya. Airnya-pun demikian, memutus dan memotong usus orang-orang yang durhaka.

Seluruh ayat mengarah kepada Nur Muhammad yang berasal dari Nur Allah baik secara eksplisit maupun implisit. Diyakini tiupan pertama Tuhan kepada Nur Muhammad ialah awal dari segala yang awal. Eksistensi langit, bumi, dan semua perangkat-nya adalah tiupan dari Nur Muhammad sebagai bapak alam ruh. Fungsi utusan (the apostle) dari Allah kepada alam, dari alam kepada-Nya.

Apa yang disampaikan oleh Nur Muhammad dari Allah kepada umat adalah tauhid (ke-esa-an). Apa yang disampaikan Nur dari umat kepada Allah adalah tauhid. Sekarang, dapat dipahami sungguh yang menjadi musuh tauhid adalah seluruh alam semesta. Dalam firman Tuhan surah Al-Haj ayat 31: "Beribadah hendaklah dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka umpama dia jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."

Tuhan membedakan surga dan neraka, perbedaan dari kinestik, aromatik, tekstur, gestur, diksi sampai kepada proferti dan penghuninya. Surga melayani orang-orang yang tawadhu' dan neraka membakar orang-orang yang takabbur. Karakter insan hari ini, sinkron untuk memantaskan dimana kelak dia berdiam. Sebaik-baik atau sejahat-jahat tempat kembali (surga atau neraka). Proyek pembangunan keduanya sedang insan kerjakan hari ini. Qarin yang bekerja membentuk amal, amal baik adalah sahabat (qarin) surga. Amal jahat adalah sahabat yang jahat (neraka). Qarin yang terus menemani. Nama, karakter yang disandang seseorang tidak akan tertukar dari dunia sampai akhirat.

Bukan banyaknya pengikut, bukan banyaknya keturunan, dan bukan banyaknya kekayaan, keilmuan, kekuasaan. Malah  dengan SK kekuasaan,  seorang pejabat bisa memecat dan mengangkat seseorang sesuai prosedur (legal), dan tidak sesuai prosedur (ilegal). Betapa di tangan pejabat, bisa terjadi karyawan honorer dipecat gara-gara lupa membuka pintu kelas, atau membuat kopi yang tidak sesuai selera, atau ketiduran saat pejabat menyampaikan wejangan. Atau ada pejabat yang mudah tersinggung, atau menyinggung, menyindir dengan gaya ilmiah, padahal jahiliyah. Semua pasti ada perhitungan tersendiri dihadapan Tuhan. Intinya, surga dan neraka merupakan dua entitas aktual yang berbeda (diferensiasi item). Artinya, perilaku ahli (penduduk) neraka sesuai dengan karakter neraka, ahli surga sesuai dengan karakter surga.

Kesepadanan dari karakter keduanya tidak bisa ditukar-ganti, tidak bisa dibolak-balik. Karakter surga akan ditempati oleh orang-orang yang berjiwa surga. Seirama, sewarna, sejiwa dan senyawa antara surga nan indah dengan penghuninya yang pemurah,  tekstur surga yang mantap beserta penghuninya yang pemaaf. Gestur surga penuh kesempurnaan beserta pelayan (bujang dan dara) yang tampan dan  gemulai ibarat mutiara yang bertaburan.

Maksudnya, timing dan proferti surga yang menunjukkan keindahan, kesempurnaan, ketinggian, kemuliaan yang tiada lain adalah menunjukkan keindahan akhlak, kesempurnaan budi, ketinggian pekerti, kemuliaan etik kaum beriman. Arsitektur surga yang perfect diikuti oleh penghuninya yang perfeksionis juga. Terdapat koneksitas antara sifat sabar dengan balasan minuman dari sungai surga yang deras mengalir tanpa banjir, seperti banyak kenikmatan surga yang diwartakan oleh surah Al-Insan.

Dalam konteks perilaku calon penghuni surga yang sekarang mereka masih tinggal di dunia, identitas mereka sangat mudah dikenali. Dengan kata lain, terang pandangan manusia tentang dunia (nur), terang pula pandangan manusia tentang akhirat (nur). Sebaliknya, gelap pandangan manusia tentang dunia (dzulum), gelap pula pandangan manusia tentang akhirat (dzulum). Lalu siapa yang dipandang? Jawab pertanyaan ini, mampukan memandang Allah dan Rasul-Nya di bumi? Jika buta (mata hati) di dunia, pasti buta pula di akhirat, bahkan lebih sesat jalan, baca Al-Isra':72.

World view (pandangan dunia) inilah yang membentuk karakter surgawi bagi penghuninya, sehingga bernilai (baca: Ali Imran:133-135). Karakter surgawi yang bernilai tersebut adalah berinfak di kala lapang dan sempit, banyak atau sedikit. Karakter pemaaf dan menahan amarah. Lalu, karakter gemar berbuat kebaikan. Karakter para penzikir dan karakter para pentaubat. Tuhan janjikan surga untuk mereka. Wallahu a'lam.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN