MEMBONGKAR TEORI AGAMA DAN PRAKTIK KEAGAMAAN
MEMBONGKAR TEORI AGAMA DAN PRAKTIK KEAGAMAAN
Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran
Agama selalu berangkat dari premis mayor,
pernyataan positif. Oleh kultur dikonstruk menjadi premis minor (tanda petik).
Artinya, agama memiliki lampiran apakah yang bernama tafsir, takwil, terjemah.
Jebakan ketiga ini terjadi saat umat Islam kontak dengan dunia blok barat
(Roma) dan dunia blok timur (Persia). Pusat pertemuan tersebut di wilayah Syam.
Syam termasuk kawasan Kufah, Basrah dan Palestina. Wilayah Syam sangat subur
bagi perkembangan agama Yahudi dan Nasrani kala itu. Ini yang menyebabkan ajaran-ajaran
Islam yang awalnya berdinamika seputar Mekah-Madinah, menjadi meluas
(berdialog) dengan naskah-naskah
Israiliyat (Yahudiyat dan Nasraniyat), serta bersinggungan dengan filsafat
Yunani (skolastik). Misal, yurisprudensi hukum (usul-fikih) dikonstruk dengan
meminjam hukum kausalitas, hukum kias (analogi), silogisme, konvensi, dan
syarat-syarat jurnalistik (sanad, rawi, dan matan). Muncul istilah parsial
(khas), universal ('am). Meminjam istilah hukum ruang dan waktu yang sempit
(mudhayyaq), luas (muwassa') serta dampaknya. Asas hukum kesulitan (musyaqqah)
yang membuka peluang kemudahan. Logika yang sebenarnya jika tidak dicermati
dengan baik, dapat membuat agama jauh dari dalam diri pemeluknya. Agama sudah
menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek
beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos
kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama
semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
Akibatnya, kenyataan yang dihadapi adalah
agama sulit menyatu pada diri penganut-nya. Agama selalu dicari sisi salah.
Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya. Ajang debat mewarnai abad
pertengahan dunia Islam (the middle age). Ilmu Kalam harus bertanggungjawab terhadap
warisan sejarah perdebatan Jabariyah-Muktazilah, Sunni-Syi'i, walau kompromi
mereka ditangan Ahlussunnah. Namun sampai detik ini, belum menyelesaikan
masalah. Wahana debat dan diskusi tersebut terus membentuk bentangan haluan
organisasi keagamaan yang sektarian. Terakhir, berujung biasanya ujung-ujung
duit.
Agama telah bercampur dengan ajaran, konsep,
kultur, definisi dan adat (etika) lokal. Jadilah agama "doktrin luar
diri." Terlupa dan terabai unsur terpenting dari dalam diri yaitu fitrah.
Fitrah (roh bertuhan) atau bekal utama meniti titian kehidupan terselubung
bahkan terkubur oleh jasad diri. Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh
jeruji besi. Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur. Kubur syariat
atau kubur hakikat. Hakikatnya, di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara.
Logika ini dibangun atas landasan jasad diri mengurung roh. Sifat roh adalah
bebas, karakter yang tidak dikepung oleh empat penjuru mata angin, tidak
dibatasi oleh empat tembok, dan tidak dibatasi oleh empat waktu bagian (timur,
barat, utara, selatan).
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi
transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam
mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat
maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan).
Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan,
gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara,
dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar. Orang-orang terdahulu
meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan
cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan,
masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap
sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan
Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
Bila roh dikepung ilmu, roh dikepung agama,
roh dipenjara taat, roh diikat maksiat, roh dikubur nikmat, roh ditimpa bala',
niscaya dunia adalah kubur. Roh (fitrah) dikubur oleh unsur-unsur duniawi (jasmani).
Kapan roh merdeka bekerja, bekerja merdeka? Saat tubuh ini dikubur. Maksudnya
roh keluar bebas tanpa syarat dari penjara (kubur) jasad. Mengingat talkin bagi
si-mayit, sebenarnya untuk manusia hidup karena hidup mereka di dunia adalah
penjara. Talkin tidak berguna bagi si-mayit, apabila selama masih hidup di
dunia tidak digunakan untuk iman dan amal kebaikan (takwa). Demikian pula
"kiriman" surah Yasin, tahlil dan doa, kalau si-mayit tidak memiliki
nomor rekening akhirat (takwa), sia-sialah kiriman (transfer) pahala. Posisi
doa untuk si-mayit hanya mengkonfirmasi kepada orang-orang yang hidup untuk
mengaminkan (menyetujui) rahmat untuk yang didoakan. Sejatinya, bagi si-mayit
yang takwa, menjadi sambungan silaturahmi.
Uraian agama yang seperti itukah yang akan
diwariskan. Agama yang jauh dari pemeluknya. Agama yang selalu berhukum
hitam-putih (salah-benar). Agama yang mengklaim dirinya paling benar, paling
hebat (superioritas). Dengan mengabaikan keberadaan orang lain, dan sikap
arogansi yang tidak dibenarkan. Menyeleksi kembali teori agama dan praktik
keagamaan semakin penting. Sebab, agama tumbuh dan kembang dalam ruang budaya,
politik, dan sejarah kemanusiaan.
Agama-agama terdahulu (Israiliyat) memang
menginginkan Tuhan dipersonifikasi dalam bentuk materi. Pemeluknya ingin Tuhan
bisa dilihat. Dahaga theologis ini dijawab oleh Samiri dan Paulus. Samiri
membuat Tuhan berupa patung anak sapi, sehingga hati mereka disiram oleh
kecintaan menyembah anak sapi karena kekafiran mereka (wa usyribu fi
qulubihimul 'ijla bikufrihim). Demikian pula dijejer orang-orang suci (santo)
dalam persembahyangan. Dewa-dewa yang mereka namakan, mereka sembah dan nenek
moyang mereka, agama leluhur.
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di
atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat.
Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada
musibah, mungkin hidayah. Kebohongan
(fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan
membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar.
BalasHapusOrang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik.
BalasHapusNim: 241031044
BalasHapusKelas: Diploma Tiga Gizi 1A
Jurusan: Diploma Tiga Gizi
Berkesan :Agama yang jauh dari pemeluknya. Agama yang selalu berhukum hitam-putih (salah-benar). Agama yang mengklaim dirinya paling benar, paling hebat (superioritas). Dengan mengabaikan keberadaan orang lain, dan sikap arogansi yang tidak dibenarkan. Menyeleksi kembali teori agama dan praktik keagamaan semakin penting. Sebab, agama tumbuh dan kembang dalam ruang budaya, politik, dan sejarah kemanusiaan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : TIARA
BalasHapusNim: 241031050
Kelas : Diploma 3 Gizi A
Jurusan: Diploma 3 Gizi
Berkesan: Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Agama telah bercampur dengan ajaran, konsep, kultur, definisi dan adat (etika) lokal. Jadilah agama "doktrin luar diri." Terlupa dan terabai unsur terpenting dari dalam diri yaitu fitrah. Fitrah (roh bertuhan) atau bekal utama meniti titian kehidupan terselubung bahkan terkubur oleh jasad diri. Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi
BalasHapusNAMA : NELLY HERAWATI
BalasHapusNIM : 241031019
KELAS : 1A
JURUSAN : D3 GIZI
BERKESAN : Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Nama:Alrizal Mutakin
BalasHapusNim:241031001
Kelas:Diploma Tiga Gizi 1A
Jurusan: Gizi DIII-3
Berkesan:Di sisi lain, praktik keagamaan sering kali mencerminkan tradisi, budaya, dan konteks sosial yang unik. Menggali praktik ini dapat mengungkapkan keragaman pengalaman spiritual dan bagaimana individu menginterpretasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, proses ini juga bisa menimbulkan tantangan, seperti konflik dengan keyakinan yang telah terinternalisasi atau mengganggu stabilitas sosial. Sebagai hasilnya, membongkar teori dan praktik keagamaan memerlukan pendekatan yang sensitif dan terbuka, agar diskusi ini bisa berkontribusi pada pemahaman dan toleransi antar umat beragama
Nama : MAHDAVIKIA PUTRA GAUTAMA
BalasHapusNIM : 240202130
KELAS : A DIPOLMA TIGA GIZI
BERKESAN : Bersandar beberapa karya ahli hukum klasik, kalangan fundamentalis getol memperjuangkan teologi yang dikenal dengan sebutan al-wala’ wa al-bara>’ (doktrin loyalitas dan pemisahan). Doktrin ini menyatakan, bahwa kaum Muslim hanya wajib peduli dan berinteraksi hanya dengan umat Islam. Kaum Muslim dibolehkan meminta bantuan non-Muslim hanya jika mereka lemah dan membutuhkan, tetapi selagi umat Islam mampu memperoleh kekuatannya, mereka harus merebut status superiornya. Umat Islam tidak boleh bersahabat dengan kaum non-Muslim atau membiarkan diri mereka peduli atau mencintai kaum non-Muslim.
NAMA: Mutia
BalasHapusKelas: A
Jurusan: D3 Gizi
Bila roh dikepung ilmu, roh dikepung agama, roh dipenjara taat, roh diikat maksiat, roh dikubur nikmat, roh ditimpa bala', niscaya dunia adalah kubur. Roh (fitrah) dikubur oleh unsur-unsur duniawi (jasmani). Kapan roh merdeka bekerja, bekerja merdeka? Saat tubuh ini dikubur. Maksudnya roh keluar bebas tanpa syarat dari penjara (kubur) jasad.
NIM:241031010
BalasHapusNAMA:DIAJENG RISMA AYU
KELAS:DIPLOMA 3 GIZI 1A
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: ALIFIA DITIN AMALIA
BalasHapusNIM: 241031042
Kelas: Diploma III Gizi 1A
Agama sering berfungsi untuk memberikan makna hidup, moralitas, dan aturan sosial bagi individu maupun masyarakat. Ia juga dapat menjadi alat untuk menyatukan kelompok, memberikan rasa identitas, serta menawarkan kenyamanan psikologis dan eksistensial.
Nama: Fitrian
BalasHapusKelas ; B
Prodi: D3 Gizi
Nim: 241031041
Agama selalu berangkat dari premis mayor, pernyataan positif. Oleh kultur dikonstruk menjadi premis minor (tanda petik). Artinya, agama memiliki lampiran apakah yang bernama tafsir, takwil, terjemah. Jebakan ketiga ini terjadi saat umat Islam kontak dengan dunia blok barat (Roma) dan dunia blok timur (Persia). Pusat pertemuan tersebut di wilayah Syam. Syam termasuk kawasan Kufah, Basrah dan Palestina. Wilayah Syam sangat subur bagi perkembangan agama Yahudi dan Nasrani kala itu. Ini yang menyebabkan ajaran-ajaran Islam yang awalnya berdinamika seputar Mekah-Madinah, menjadi meluas (berdialog) dengan naskah-naskah Israiliyat (Yahudiyat dan Nasraniyat), serta bersinggungan dengan filsafat Yunani (skolastik). Misal, yurisprudensi hukum (usul-fikih) dikonstruk dengan meminjam hukum kausalitas, hukum kias (analogi), silogisme, konvensi, dan syarat-syarat jurnalistik (sanad, rawi, dan matan). Muncul istilah parsial (khas), universal ('am). Meminjam istilah hukum ruang dan waktu yang sempit (mudhayyaq), luas (muwassa') serta dampaknya. Asas hukum kesulitan (musyaqqah) yang membuka peluang kemudahan. Logika yang sebenarnya jika tidak dicermati dengan baik, dapat membuat agama jauh dari dalam diri pemeluknya. Agama sudah menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
Nama: Zaskia Azahra
BalasHapusKelas: A
Prodi: D3 Gizi
Nim: 241031058
Sifat roh adalah bebas, karakter yang tidak dikepung oleh empat penjuru mata angin, tidak dibatasi oleh empat tembok, dan tidak dibatasi oleh empat waktu bagian (timur, barat, utara, selatan).
Nama : Faiza Rakhiqul Wafiq
BalasHapusNim : 241031016
Kelas : 1A
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar. Orang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
Nama : Nadia Aliyyah Putri
BalasHapusNIM : 241031038
Diploma III Gizi Kelas 1A
Kalimat Berkesan : Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur. Kubur syariat atau kubur hakikat. Hakikatnya, di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara. Logika ini dibangun atas landasan jasad diri mengurung roh.
Nama: Dina Ashilla Putri
BalasHapusKelas: B
Prodi: D3 Gizi
NIM : 241031011
Agama selalu dicari sisi salah. Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya. Ajang debat mewarnai abad pertengahan dunia Islam (the middle age). Ilmu Kalam harus bertanggungjawab terhadap warisan sejarah perdebatan Jabariyah-Muktazilah, Sunni-Syi'i, walau kompromi mereka ditangan Ahlussunnah. Namun sampai detik ini, belum menyelesaikan masalah. Wahana debat dan diskusi tersebut terus membentuk bentangan haluan organisasi keagamaan yang sektarian. Terakhir, berujung biasanya ujung-ujung duit.
Nama: Irma Ramadani
BalasHapusKelas : D3 gizi 1B
Nim :241031024
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar. Orang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
NAMA: Cahya Ramadania
BalasHapusKELAS:1 B
PRODI:D3 Gizi
NIM:241031007
Agama sudah menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
Akibatnya, kenyataan yang dihadapi adalah agama sulit menyatu pada diri penganut-nya. Agama selalu dicari sisi salah. Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya. Ajang debat mewarnai abad pertengahan dunia Islam (the middle age). Ilmu Kalam harus bertanggungjawab terhadap warisan sejarah perdebatan Jabariyah-Muktazilah, Sunni-Syi'i, walau kompromi mereka ditangan Ahlussunnah
NAMA: Lidya Friska Fersonanda
BalasHapusKELAS: B
PRODI: D3 Gizi
NIM: 241031029
Logika yang sebenarnya jika tidak dicermati dengan baik, dapat membuat agama jauh dari dalam diri pemeluknya.
Akibatnya, kenyataan yang dihadapi adalah agama sulit menyatu pada diri penganut-nya. Agama selalu dicari sisi salah. Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya.
Agama yang selalu berhukum hitam-putih (salah-benar). Agama yang mengklaim dirinya paling benar, paling hebat (superioritas). Dengan mengabaikan keberadaan orang lain, dan sikap arogansi yang tidak dibenarkan. Menyeleksi kembali teori agama dan praktik keagamaan semakin penting. Sebab, agama tumbuh dan kembang dalam ruang budaya, politik, dan sejarah kemanusiaan.
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Nama:Vania efilina
BalasHapusKelas: B
Prodi: Diploma tiga gizi
Nim:241031053
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
Nama: Niken Sabina Pebriyanti
BalasHapusKelas: D3 gizi B1
Nim: 241031043
Agama selalu berasal dari premis mayor positif dan kemudian dikonstruksi oleh budaya menjadi premis minor, seperti tafsir, takwil, dan terjemahan. Ini terjadi ketika umat Islam berinteraksi dengan dunia Barat (Roma) dan Timur (Persia), terutama di wilayah Syam seperti Kufah, Basrah, dan Palestina. Wilayah ini memengaruhi perkembangan agama Yahudi dan Nasrani, menyebabkan Islam berdialog dengan naskah-naskah Israiliyat dan filsafat Yunani. Kausalitas, analogi, silogisme, konvensi, dan jurnalisme digunakan dalam hukum usul-fikih, menciptakan istilah-istilah baru. Agama menjadi bagian dari sains dan bertentangan dengan esensi aslinya. Akibatnya, agama sulit menyatu pada diri penganutnya, terjebak dalam debat dan meninggalkan fitrah. Fitrah, sebagai roh bertuhan yang terkubur oleh jasad, harus merdeka. Agama, dengan keluguan dan dogma, terhalang berkembang di ruang budaya dan sejarah manusia. Agama terdahulu personifikasi Tuhan dalam materi, sebagai bentuk dari kekafiran. Perlu dipertanyakan ulang teori dan praktik keagamaan demi pertumbuhan agama dalam keberagaman manusia.
Nama : Siska Nur Maulida
BalasHapusKelas : B
Prodi : Diploma 3 Gizi
Nim : 241031059
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar. Orang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
NAMA: MOZZA TRIHAPSARI
BalasHapusKELAS: B
PRODI: D3 GIZI
NIM: 241031034
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA: Muhammad Nabil Syauqi
BalasHapusKELAS: Kelas B
PRODI: D-3 Gizi
NIM: 241031035
Akibatnya, kenyataan yang dihadapi adalah agama sulit menyatu pada diri penganut-nya. Agama selalu dicari sisi salah. Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya. Ajang debat mewarnai abad pertengahan dunia Islam (the middle age). Ilmu Kalam harus bertanggungjawab terhadap warisan sejarah perdebatan Jabariyah-Muktazilah, Sunni-Syi'i, walau kompromi mereka ditangan Ahlussunnah. Namun sampai detik ini, belum menyelesaikan masalah. Wahana debat dan diskusi tersebut terus membentuk bentangan haluan organisasi keagamaan yang sektarian. Terakhir, berujung biasanya ujung-ujung duit.
Nama : Seril
BalasHapusKelas : B
Prodi : D-lll Gizi
NIM : 241031047
Agama memiliki lampiran apakah yang bernama tafsir, takwil, terjemah. Jebakan ketiga ini terjadi saat umat Islam kontak dengan dunia blok barat (Roma) dan dunia blok timur (Persia).
Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi.
Sifat roh adalah bebas, karakter yang tidak dikepung oleh empat penjuru mata angin, tidak dibatasi oleh empat tembok, dan tidak dibatasi oleh empat waktu bagian (timur, barat, utara, selatan).
Bila roh dikepung ilmu, roh dikepung agama, roh dipenjara taat, roh diikat maksiat, roh dikubur nikmat, roh ditimpa bala', niscaya dunia adalah kubur. Roh (fitrah) dikubur oleh unsur-unsur duniawi (jasmani).
Nama : Alya Andriyani
BalasHapusKelas : B
Prodi : D-lll Gizi
NIM : 241031016
Agama sudah menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
NAMA:Engeli Kartika Sari
BalasHapusKELAS: B
PRODI: Diploma III ( 3 ) Gizi
NIM:241031015
Kapan roh merdeka bekerja, bekerja merdeka? Saat tubuh ini dikubur. Maksudnya roh keluar bebas tanpa syarat dari penjara (kubur) jasad. Mengingat talkin bagi si-mayit, sebenarnya untuk manusia hidup karena hidup mereka di dunia adalah penjara. Talkin tidak berguna bagi si-mayit, apabila selama masih hidup di dunia tidak digunakan untuk iman dan amal kebaikan (takwa). Demikian pula "kiriman" surah Yasin, tahlil dan doa, kalau si-mayit tidak memiliki nomor rekening akhirat (takwa), sia-sialah kiriman (transfer) pahala. Posisi doa untuk si-mayit hanya mengkonfirmasi kepada orang-orang yang hidup untuk mengaminkan (menyetujui) rahmat untuk yang didoakan. Sejatinya, bagi si-mayit yang takwa, menjadi sambungan silaturahmi.
Nama : Ummi Lathifah
BalasHapusKelas : B
Prodi : D3 GIZI
Nim : 241031051
Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi.di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara.
Nama : Najwa Salzabilla
BalasHapusKelas : A
Prodi : D3 Gizi
Nim : 241031040
Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi. Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur. Kubur syariat atau kubur hakikat. Hakikatnya, di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara. Logika ini dibangun atas landasan jasad diri mengurung roh. Sifat roh adalah bebas, karakter yang tidak dikepung oleh empat penjuru mata angin, tidak dibatasi oleh empat tembok, dan tidak dibatasi oleh empat waktu bagian (timur, barat, utara, selatan).
nama:imelda ratna julika
BalasHapuskelas:B
prodi:D3 GIZI
NIM:241031023
Agama-agama terdahulu (Israiliyat) memang menginginkan Tuhan dipersonifikasi dalam bentuk materi. Pemeluknya ingin Tuhan bisa dilihat. Dahaga theologis ini dijawab oleh Samiri dan Paulus. Samiri membuat Tuhan berupa patung anak sapi, sehingga hati mereka disiram oleh kecintaan menyembah anak sapi karena kekafiran mereka (wa usyribu fi qulubihimul 'ijla bikufrihim).
Nama : Naila Winita Zubir
BalasHapusKelas : B
Prodi : D3 Gizi
NIM : 241031039
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun. Wallahua'lam.
NAMA: GHAIDA MUTHMAINAH
BalasHapusKELAS: B
PRODI: D-3 GIZI
NIM: 241031019
Agama telah bercampur dengan ajaran, konsep, kultur, definisi dan adat (etika) lokal. Jadilah agama "doktrin luar diri." Terlupa dan terabai unsur terpenting dari dalam diri yaitu fitrah. Fitrah (roh bertuhan) atau bekal utama meniti titian kehidupan terselubung bahkan terkubur oleh jasad diri. Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi. Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur. Kubur syariat atau kubur hakikat. Hakikatnya, di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara. Logika ini dibangun atas landasan jasad diri mengurung roh. Sifat roh adalah bebas, karakter yang tidak dikepung oleh empat penjuru mata angin, tidak dibatasi oleh empat tembok, dan tidak dibatasi oleh empat waktu bagian (timur, barat, utara, selatan).
Nama : Uray suvia syanihairy cahyani
BalasHapusKelas : A
Prodi : D3 gizi
NIM : 241031052
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar.
NAMA: Nadha Dwi Fitriya
BalasHapusKELAS: B
PRODI: D-3 Gizi
NIM: 241031037
Para Nabi ingin meyakinkan eksistensi transendental maha ada, maka ditransformasi menjadi eksistensi profan dalam mengambil bentuk mukjizat hissi (material). Kecuali Muhammad dengan mukjizat maknawi (Alkitab, Alquran, Alfurqan). Selebihnya, banyak agama bergaya (style) kaligrafi, Tuhan dalam tulisan, gambar, skema, dan sketsa wajah. Lihat sekarang di masjid, gereja, vihara, dahulu tempat-tempat suci itu anti terhadap gambar. Orang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
NAMA : EKI GUSTI MANDASARI
BalasHapusKELAS : B
PRODI : D3 GIZI
NIM : 241031013
Orang-orang terdahulu meyakini Tuhan esa yang esa Tuhan bukan literasi, dan bukan grafika (bukan cetakan). Untuk kepentingan bisnis percetakan, ornamen, lukisan, pahatan, masjid dan gereja semakin berbenah fisik. Kemudian aneka arca muncul disetiap sudut yang berlukisan. Semakin memperkuat postulat bahwa agama sama dengan Tuhan, dan Tuhan adalah agama.
Nama:Izha Audiatul Andini
BalasHapusNim:241031026
Kelas:D3 Gizi kelas 1A
Demikian pula "kiriman" surah Yasin, tahlil dan doa, kalau si-mayit tidak memiliki nomor rekening akhirat (takwa), sia-sialah kiriman (transfer) pahala. Posisi doa untuk si-mayit hanya mengkonfirmasi kepada orang-orang yang hidup untuk mengaminkan (menyetujui) rahmat untuk yang didoakan. Sejatinya, bagi si-mayit yang takwa, menjadi sambungan silaturahmi.
NAMA: Jamil Nur Hanifa
BalasHapusKELAS: B
PRODI: Diploma Tiga Gizi
NIM: 241031027
Logika yang sebenarnya jika tidak dicermati dengan baik, dapat membuat agama jauh dari dalam diri pemeluknya. Agama sudah menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
Nama Sofiana
BalasHapusProduli D3 GIZI
KELAS B
NIM 241031049
Nama Sofiana
BalasHapusProduli D3 GIZI
KELAS B
NIM 241031049
Perkembangan agama, khususnya Islam, mengalami transformasi melalui interaksi dengan peradaban lain seperti Roma dan Persia. Proses ini mengakibatkan agama lebih terfokus pada tafsir, takwil, dan terjemahan rasional yang memperumit esensi spiritualnya. Agama, yang awalnya adalah jalan menuju transendensi, kemudian bercampur dengan tradisi, budaya, dan aturan lokal sehingga menjadi doktrin yang kaku. Akibatnya, agama menjadi semakin jauh dari pemeluknya, terjebak dalam perdebatan benar-salah, dan cenderung melupakan fitrah atau roh spiritual yang seharusnya menjadi inti penghayatan beragama.
NAMA: AMANDA TRI WULANDARI
BalasHapusKELAS: B
PRODI: D-III GIZI
NIM: 241031005
Beragama hari ini adalah mewarisi keyakinan di atas, berambisi dalam taat, dan menyumpah-melaknat kepada pelaku maksiat. Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak
NAMA:DIVA FEBRIA
BalasHapusKELAS:A
PRODI:D3 GIZI
NIM:241031012
KALIMAT BERKESAN:Kapan roh merdeka bekerja, bekerja merdeka? Saat tubuh ini dikubur. Maksudnya roh keluar bebas tanpa syarat dari penjara (kubur) jasad. Mengingat talkin bagi si-mayit, sebenarnya untuk manusia hidup karena hidup mereka di dunia adalah penjara. Talkin tidak berguna bagi si-mayit, apabila selama masih hidup di dunia tidak digunakan untuk iman dan amal kebaikan (takwa).
Nama : Helvina Noniyati
BalasHapusNim :241031022
Kelas : A D3 Gizi
Berkesan: Memuji manusia yang berlimpah nikmat, mungkin istidraj. Menghina kepada musibah, mungkin hidayah. Kebohongan (fitnah Dajjal) menjadi ciri abad ini. Manusia merubah ciptaan Allah, bukan membangun, namun merusak. Mereka katakan sedang membangun.
Nama : Siti Ghaitsa Zahira
BalasHapusNim : 241041074
Kelas : A D3 Gizi
Uraian agama yang seperti itukah yang akan diwariskan. Agama yang jauh dari pemeluknya. Agama yang selalu berhukum hitam-putih (salah-benar). Agama yang mengklaim dirinya paling benar, paling hebat (superioritas). Dengan mengabaikan keberadaan orang lain, dan sikap arogansi yang tidak dibenarkan.
NAMA : ALYA TIARA ZASKIA
BalasHapusNIM : 241031004
KELAS : DIPLOMA TIGA GIZI 1A
Kritis terhadap praktik keagamaan: Cerita ini memberikan pandangan yang sangat kritis terhadap banyak praktik keagamaan yang ada saat ini, terutama yang menyangkut materialisasi Tuhan, formalitas berlebihan, dan sikap intoleransi.
Akibatnya, kenyataan yang dihadapi adalah agama sulit menyatu pada diri penganut-nya. Agama selalu dicari sisi salah. Lalu dibuat unsur pembenar, begitu seterusnya. Ajang debat mewarnai abad pertengahan dunia Islam (the middle age). Ilmu Kalam harus bertanggungjawab terhadap warisan sejarah perdebatan Jabariyah-Muktazilah, Sunni-Syi'i, walau kompromi mereka ditangan Ahlussunnah. Namun sampai detik ini, belum menyelesaikan masalah. Wahana debat dan diskusi tersebut terus membentuk bentangan haluan organisasi keagamaan yang sektarian. Terakhir, berujung biasanya ujung-ujung duit.
BalasHapusNama: Elsa Adelia Putri
BalasHapusNim: 241031014
Prodi: Diploma Tiga
Jurusan: Gizi
Kelas: 1A
Logika yang sebenarnya jika tidak dicermati dengan baik, dapat membuat agama jauh dari dalam diri pemeluknya. Agama sudah menjadi bagian dari sains yang membuat garis demarkasi antara subjek dan objek beragama. Ditambah lagi dengan legenda Arab, Roma, Persia, Afrika, dan mitos kepercayaan saat bertuhan wajib terejawantah lewat kenyataan. Mitologi agama semakin subur saat difilmkan (artifisial), bukan esensial.
Nama: Friska Aulia Muharami NIM:241031018
BalasHapusProdi:Diploma-3 Gizi
Kelas:1A
Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi. Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur. Kubur syariat atau kubur hakikat. Hakikatnya, di dunia ini adalah kubur dalam makna penjara. Logika ini dibangun atas landasan jasad diri mengurung roh.
Agama memiliki lampiran apakahyg bernama tafsirtakwil,terjemah.jebakan ketiga ini terjadisaat umat islam kontak dengan dunia blok barat(Roma)dan dunia blok timur (persia) pusat pertemuan tersebut di wilayah syam.syam termasuk kawasan kufah,basrah dan palestina wilayah syam sangat suburbagi perkembangan agamayahudi dan nasrani kala itu .ini yg menyebab kan ajaran-ajaran islam.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Mutia
BalasHapusKelas:A
Jurusan:D3 Gizi
Agama telah bercampur dengan ajaran, konsep, kultur, definisi dan adat (etika) lokal. Jadilah agama "doktrin luar diri." Terlupa dan terabai unsur terpenting dari dalam diri yaitu fitrah. Fitrah (roh bertuhan) atau bekal utama meniti titian kehidupan terselubung bahkan terkubur oleh jasad diri. Jasad diri adalah kubur penjara yang penuh jeruji besi. Bagi orang yang belum mengenal pengertian kubur.