LOADING

 


LOADING

Oleh

Ma’ruf Zahran Sabran

Loading sedang berjalan, isyarat biru sedang berputar, jangan matikan dulu, sampai dia memberi isyarat berhenti. Lalu, tayang di monitor smartphone anda. Muncullah apa yang anda cari, tampaklah apa yang ingin anda tampakkan. Lalu tampil dengan sempurna. Bagaimana tampilan yang muncul sebagai akibat dari yang anda usahakan? Respon anda, menentukan sikap anda selama ini. Menerima perbuatan diri yang baik dan menolak perbuatan diri yang buruk. Bukankah baik dan buruk adalah perbuatan diri sendiri. Bukan perbuatan orang lain. Lalu, mengapa hanya menerima yang baik, dan membuang yang jahat, saat keduanya tayang sebagai fitur diri? Sudah tidak adil, ketika klaim ego hanya pada keuntungan, dan ego menolak ketika laporan kerugian. Jangan salahkan laporan, jika semua ini adalah perilaku diri sendiri. Neraca berjalan di atas kehidupan bumi, bukan meng-awang di atas awan langit.

Perjalanan waktu mengantar seseorang kepada kematian. Jika diibaratkan mesin, ada saat on dan ada saat off. Sunnatullah di alam semesta. Perspektif Alquran mengatakan bahwa kematian lebih dahulu daripada kehidupan. Seperti penyebutan malam dalam Alquran, lebih didahulukan daripada penyebutan siang. Maknanya, awal semua makhluk adalah mati, kemudian dihidupkan, dimatikan lagi, dihidupkan lagi. Mula alam semesta adalah malam (gelap), kemudian menjadi siang (terang). Perputaran keduanya merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Jelas, selain Dia (Allah) adalah makhluk (ciptaan).

Sinyal kematian adalah milik semua yang hidup, kecuali Allah SWT. Sebab, Allah SWT tidak ada yang dapat menghidupkan dan mematikan. Tuhan, sedia kala memang sudah ada. Selain Dia, pasti menanti kelemahan, kelumpuhan, kematian, hatta Nabi sekalipun, wali, syekh, pastur, pendeta, biksu, suhu. Artinya, tidak ada orang suci yang hidup selamanya, tidak ada orang yang hebat akan sehat abadi.

Games (permainan), mungkin diksi yang tepat untuk menggambarkan situasi kehidupan sekarang. Sulit mencari yang tulus, murni tanpa tercampur. Sehingga banyak doa yang tidak terkabul. Keseharian, umat berhadapan dengan racun bermerek madu. Atau madu bermerek racun. Kesulitan menghadapi zaman ini, menyebabkan penampang (kulit) tidak selalu cocok dengan isi. Semua item dijadikan bahan olok-olok, materi permainan. Termasuk ranah agama, saat agama sebatas dipahami secara ritualistik saja (sumber: Alkahfi ayat 106).

Alquran mereka katakan, berisikan tentang kisah orang-orang terdahulu, dan berisi mimpi-mimpi Muhammad yang kacau. Muhammad mereka katakan "si tukang sihir yang pandai." Sejuta hinaan mereka tuduhkan kepada Rasulullah SAW. Saat ini, media sosial mudah berselancar, berkeliaran di dunia maya. Perang opini menjadi watak zaman now.

Mengingat komunikasi antar benua tidak berbatas lagi. Tukar-menukar konsep agama, sehingga tumbuh-tumbang doktrin agama mencari ciri abad ini. Terutama era kebangkitan spiritualitas non agama. Mereka katakan, agama-agama formal sekarang hanya sibuk dengan dirinya. Faktanya, kasus penindasan kemanusiaan di Palestina tidak kunjung berdamai. Malah area konflik diperluas dan diperdalam. Seakan perang Gaza dan sekitarnya dipelihara, sebagai barang dagangan (komoditas) politik internasional, kawasan timur-barat, utara-selatan. Baik dari segi penjualan senjata, penjualan obat-obatan, atau upaya mengalihkan kondisi dalam negeri yang porak-poranda. Misal, angka pengangguran yang meningkat, rendahnya kualitas SDM, gizi dan sanitasi lingkungan. Sampai penjualan organ manusia, penjualan perempuan dan anak antar negara.

Berhentilah menjadikan Palestina untuk kepentingan politik, ekonomi, militer (persenjataan) yang hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu. Berdamailah, kedua kubu yang bertikai. Tidak bermanfaat perang, kecuali yang menang jadi abu, dan yang kalah jadi arang. Tokoh-tokoh dunia yang menjadi pemicu untuk berperang lebih banyak, daripada tokoh-tokoh dunia yang menjadi pendamai. Juru damai yang tulus, jumlahnya sangat sedikit, dari kedua belah pihak yang bertikai. Artinya, faksi-faksi dari kedua kubu, masih menginginkan perang dalam waktu yang panjang, lama. Tanpa tahu, kapan derita rakyat Palestina berakhir, bila keduanya  masih menggantungkan nasib kepada negara-negara yang pro dan kontra terhadap perang di Gaza, Palestina dan sekitar.

Ketika semua telah menolak perdamaian abadi di Palestina. Lalu, gunakan jalur langit yang cepat dan singkat. Namun, bukan doa yang isinya peperangan. Ikuti teladan dari Rasul Allah SWT. Memaafkan musuh-musuh, mendoakan hidayah dan taufik kepada raja-raja Arab dan negara teluk, untuk mengupayakan perdamaian dunia dan kesejahteraan sosial di Palestina.

Menghitung sudah sangat lama konflik Timur Tengah, wajib diakhiri dengan saling mengerti, memahami, dan memaafkan. Tutup lembaran hitam, akibat pertikaian, sejak dahulu. Tutup lembaran merah yang berdarah. Buka lembaran putih suci, demi kebahagiaan lahir batin rakyat Palestina. Mungkin ini terasa berat, tapi lakukan. Memaafkan musuh-musuh, mendoakan hidayah untuk mereka, dalam tahajjud dan sujud panjang. Wallahua'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN