MENAKAR ALMAHDI DENGAN AKAL SEHAT

 

MENAKAR ALMAHDI DENGAN AKAL SEHAT

Oleh

Ma’ruf Zahran Sabran

DIRI merupakan wadah pertarungan yang tidak pernah istirahat. Meski diri yang bersangkutan diam saja, atau tidur. Siapa diri yang tidak tidak pernah lupa dan tidak pernah tidur, dialah diri napas yang keluar-masuk. Keluar maknanya menuju pulang ke diri sejati. Masuk maknanya menuju datang dari diri sejati. Diri sejati itu Tuhan yang tegak. Saat diri terdiri sudah musnah, telah muspra. Tugas diri sendiri adalah mengenal diri sejati (ahad), melalui nur Muhammad SAW.

Apa yang kita hadapi hari-hari, adalah refleksi dari dalam diri kita sendiri. Refleksi dari dalam diri yang muncul ke luar diri. Artinya, bagaimana diri zahir menonton kerja diri batin yang sedang berlakon atau berdrama. Karena dunia merupakan panggung sandiwara. Lakukan mengambil jarak antara diri zahir dengan diri batin adalah upaya menekan ego iblis yang menyeruak ingin marah. Cirinya adalah diri yang cepat merespon ('ajalah) tanpa tabayyun (crosscheck).

Rahasia diri (private matter) tersimpan di dalam takdir langit, sebelum Kami (Tuhan) mendaratkannya ke bumi. Kemudian, mengapa takdir kehidupan harus ditakuti, dicemasi. Apakah dengan takdir yang sedang kita jalani, orang lain akan mampu merubahnya? Ternyata, kita dan mereka adalah sama, sama-sama menjalani takdir.

Dalam diri (hati sanubari) adalah area tempur yang tidak pernah berhenti. Damai, perang, dengki, memaafkan, lapang dan sempit dada, merupakan kerja hati sanubari. Hati yang berbolak-balik sangat mudah untuk berubah. Perubahan ke kanan atau kiri. Namun, keduanya belum tentu benar.

Oleh karena itu, interaksi dengan Alquran wajib senantiasa terjalin, sampai diri tidak terpisah lagi dengan Alquran. Alquran adalah benteng diri, bagi orang yang ingin mencari perlindungan. Alquran merupakan obat bagi orang yang sakit, berobatlah dengan Alquran. Alquran adalah doa untuk orang yang hidup dan yang mati. Alquran merupakan ladang ibadah bagi yang ingin memanen pahala. Alquran adalah kumpulan selawat bagi yang ingin menyempurnakan selawat.

Alquran juga mengundang akal sehat untuk berpikir, guna mengambil pelajaran. Jangan mau dibohongi oleh siapapun, meski oleh tokoh agama. Karena Alquran menyuruh umat untuk memaksimalkan penggunaan akal sehat. Jangan mudah terhipnotis dengan ajaran agama yang menyimpang. Saat agama dijadikan sebagai "lembaga pengampunan dosa." Menggeser posisi Tuhan yang maha pengampun. Jangan mudah percaya, ketika tokoh agama mendaulat dirinya sebagai kuasa "pemberi bahagia  atau penepis derita." Jangan diikuti tokoh agama yang menjual surga dengan rupiah yang ditukar. Atau memaksa pengikutnya untuk melayani hasrat biologis sang tokoh. Disini, diperlukan beragama dengan pertimbangan akal sehat. Atau memberi upeti kepada rohaniwan, guna meluluskan hajat politik calon kepala daerah tertentu. Dengan dalih zakat, infak dan sedekah.

Telah banyak korban dengan dalih dogma agama. Penjualan kiswah palsu dengan harga jutaan. Atau penjualan pedang imitasi Nabi Muhammad SAW yang dipantan oleh tukang besi. Sampai kepada rambut, terompah (sandal) dan sisir Nabi Muhammad SAW. Penghormatan yang berlebihan kepada tokoh agama, menjadikan akal sehat tergadai, dan akhirnya kematian akal sehat. Berawal dari upaya cuci otak (brainwashing) dengan doktrin yang keras. Tidak jarang gara-gara cuci otak, anak membenci kedua orang tuanya, karena tidak sehaluan. Tidak sehaluan, mereka katakan bidaah (Arab: bid'ah). Mereka katakan, bergaul dengan orang kafir lebih baik daripada bergaul dengan pelaku bidaah. Tidak jarang kita temukan ajaran yang mengatakan di luar kelompoknya adalah najis. Sehingga wajib dibersihkan bekas duduk, bekas salam. Dibersihkan dengan tujuh siraman air, siraman yang pertama wajib pakai tanah terhadap piring bekas makan, dan gelas minumannya. Mereka anggap najis berat. Mereka anggap hanya kelompoknya yang masuk surga, selain kelompoknya berada di neraka.

Fenomena perpecahan ini sudah biasa dalam tiga agama besar dunia. Nabi menyatakan, umat Yahudi akan pecah bercerai sebanyak 71 golongan, dan setiap golongan berbangga dengan golongan mereka. Umat Nasrani akan berpecah-belah menjadi 72 golongan. Nabi memprediksi umat Islam akan berpecah-belah, bercerai-berai sebanyak 73 golongan. Lihatlah hari ini, diakhir zaman, ada yang mengaku Nabi hingga empat puluh orang banyaknya. Mengaku imam besar Al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya, Al-Mahdi yang dinanti. Bukan aneh, jika mereka memiliki banyak pengikut. Baik dikalangan orang awam maupun dikalangan akademisi kampus, guru dan kelompok menengah di masyarakat terpelajar. Bahkan, ada yang mengaku mendapat wahyu, firman Tuhan yang diturunkan kepadanya. Kemudian ditulis dan dihapal oleh para pengikut ajaran. Tuhan peringatkan mereka, Al-Mahdi, imam gadungan: "Siapakah orang yang lebih zalim (aniaya) daripada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah. Atau yang berkata: Telah diwahyukan kepadaku. Padahal tidak diwahyukan sesuatu kepadanya. Dan orang yang berkata: Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." (Al-An'am:93).

Akhirnya, silakan menakar Al-Mahdi dengan berdasar Alquran dan Hadis dari sumber klasik. Terutama kitab yang ditulis oleh Ibnu Hajar Al-Haitami tentang Al-Mahdi. Ciri-cirinya menurut Rasulullah SAW. Al-Mahdi menurut sahabat Rasulullah yang terpercaya. Supaya umat tidak sesat pikir, dan ulama tidak gagal paham. Pergunakan dalil nakli dan dalil akli (akal sehat). Jangan sampai fanatik buta, telah membutakan mata hati kita dari kedua sumber tersebut. Wallahua'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN