TERUSKAN BELAJAR ALQURAN

 

TERUSKAN BELAJAR ALQURAN

Oleh

Ma’ruf Zahran

Menuntut ilmu harus berkali-kali. Jangan sekali, bila sekali saja, siap-siaplah salah, kemudian bangga diri. Begitu juga belajar tajwid membaca Alquran. Ditemukan, banyak imam-imam salat jamaah yang bacaan mereka masih salah. Mungkin mereka mengandalkan belajar membaca Alquran pada masa kanak-kanak. Tanpa meng-upgrade bacaan. Tidak cukup mengandalkan bacaan yang dahulu. Artinya, berguru dan berguru sangat penting. Guna, mendapatkan bacaan tajwid yang paling tepat. Terdapat kesalahan jali seperti panjang pendek. Jangan malu untuk kembali mengecek langsung kepada Alquran. Pembiaran bacaan yang salah dan tidak mau belajar, merupakan dosa yang tidak disadari seumur hidup. Menjadi imam bukan semata rutinitas, tetapi kerja (amal) ilmiah, dan ilmu amaliah. Keduanya wajib berpadu dalam diri seorang imam. Jangan sampai merasa diri mulia, gara-gara telah diangkat menjadi imam. Namun bacaan Alquran sering salah.

Belajar Alquran tidak pernah terhenti. Meskipun sepanjang hayat, belum cukup waktu untuk menuntaskan kajian Alquran. Mulai dari tajwid, tahsin, terjemah, tafsir, takwil. Akan tetapi, kajian tersebut berlangsung simultan, seiring dengan perjalanan usia. Hanya satu yang diperlukan dalam mempelajari Alquran, serius (keseriusan).

Belum lagi kemampuan menerjemah. Terkadang kita "suka meremehkan Tuhan." Maksudnya, kebodohan kita sudah "dimaklumi" oleh Tuhan. Dugaan yang keliru atau salah kaprah. Kapan Tuhan membolehkan kebodohan, artinya telah membuat kebohongan terhadap Allah SWT. Kita disuruh belajar dan mengajar seumur hidup. Maksudnya, Allah SWT tidak meridai kebodohan. Sebab, kebodohan lebih dekat kepada kebohongan, hidup dalam mitologi. Terlebih bila ayat suci tidak dipahami arti dan makna. Dalam kaedah bahasa dan tajwid, seperti memanjangkan bacaan huruf yang seharusnya dibaca pendek, sungguh telah merubah arti, makna, dan tujuan. Atau, memendekkan bacaan yang seharusnya bacaan dipanjangkan, juga merusak arti atau tidak berarti sama sekali.

Gerakan pelatihan dan pembelajaran imam masjid sangat penting digalakkan dan disokong. Terutama oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat. Untuk menerbitkan generasi imam di kalangan generasi milenial. PEMDA tidak boleh berpangku-tangan, atau pembiaran. Sejak masjid dipenuhi oleh banyak jamaah hari ini, imam wajib membenahi diri. Pembenahan yang disokong dan disiarkan oleh semua elemen masyarakat. Artinya, untuk menjadi imam, tidak cukup hanya dengan bermodal "kopiah putih." Atau mengaji waktu usia kanak-kanak sebagai andalan. Tanpa mau berusaha meningkatkan kualitas bacaan Alquran, seakan "katak dalam tempurung." Merasa hebat sendiri, merasa pintar sendiri. Imam seperti ini, itulah imam yang antri kritik. Anti diskusi dan anti menerima ilmu. Meski dalam kenyataan, sang imam banyak keliru dalam bacaan, sedang dia tidak menyadari.

Bagaimana cara membaca ra tebal dan ra tipis. Bagaimana cara membaca lam tebal dan lam tipis, qalqalah, mad, waqaf, ibtida'. Saktah, imalah, hukum bacaan tanwin, dan sebagainya. Perlu belajar dengan seorang guru secara talaqqi (tatap muka). Bukan dari jauh, apalagi tidak berguru. Sebab, untuk menjadi imam salat terdapat beberapa kriteria yang wajib dipenuhi. Carilah level teratas diantara mereka. Tidak sekadar hapal Alquran, namun terdapat pula kriteria adab.

Pilihlah orang yang paling bagus bacaan Alquran, lalu pilih yang paling 'alim tentang agama. Jika keduanya berposisi sama, pilih yang paling senior diantaranya. Bila senior keduanya, pilih yang terlebih dahulu berziarah ke Mekah dan Madinah. Kemudian jika sama, pilih yang telah menikah dan jumlah anak mereka. Seleksi ini sungguh ketat. Tidak semua orang bisa menjadi imam. Namun, semua orang dapat menjadi makmum. Kiasnya, semua orang dapat menjadi rakyat. Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin. Kriteria kepemimpinan sudah tegas diatur dalam Alquran. Jadi, tidak sembarang maju ke pilkada untuk memimpin. Dan, posisi sebagai pemilih, harus menjadi pemilih yang cerdas. Jangan memilih kucing dalam karung, bagaimana kalau terpilih ke kucing kurap?

Fungsi kerja Badan Kemakmuran Masjid (BKM) sangat urgen (penting). Tidak semata mengumpulkan uang infak setiap jumat, lalu membiayai operasional masjid. Kecuali itu, membuat anggaran untuk peningkatan kualitas bacaan imam, khatib, dan muadzin. Selain anggaran kajian-kajian agama dan Pendidikan Taman Alquran (TPQ). Memprihatinkan, lihatlah hari ini, banyak cafetaria yang tumbuh subur disekitar masjid. Tetapi kumandang azan tidak mampu menggerakkan hati mereka untuk ke masjid yang hanya beberapa langkah saja. Tentu, medan pendidikan dakwah masjid, masih sangat panjang.

Belajar Alquran tidak pernah putus dan tidak pernah pupus. Dari guru ke guru diajarkan fasahah dari lisan Arab. Dahulu, sengaja didatangkan para syekh dari Mekah dan Madinah untuk mengajari para pembaca Alquran di tanah air Indonesia. Kemudian, bermunculan para guru Alquran dari berbagai daerah. Misal, kota Sambas, dikenal sebagai kota serambi Mekah dengan guru Haji Fauzi Muhana, Hajah Wahdah, Hajah Nursiah Ismail. Sehingga terbentuk kumpulan remaja Alquran disetiap desa. Dengan bersepeda, mereka mengunjungi tadarrus Alquran dari desa ke desa, dari kampung ke kampung. Sampailah menjuarai MTQ Internasional yang berpusat di Malaysia, seperti Hajah Dahlia Ahmad, Hajah Zulfikar.

Perlu, kembali menggalakkan tradisi belajar Alquran dan perhimpunannya. Supaya kota kita, kota yang mendapat rahmat karena Alquran. Lebih lanjut, setiap instansi pemerintah dan swasta (khusus muslim), menjadikan target khatam Alquran sebagai program pembinaan karyawan. Menghidupkan kembali "one day one juz" (satu hari satu juz). Mengingat setiap satu juz terdiri atas delapan lembar. Jadi, boleh ditarget, selesai salat zuhur dengan membaca empat lembar. Kemudian, setelah salat asar dengan membaca empat lembar lagi. Dengan demikian, instansi, kantor, perusahaan bisa khatam Alquran setiap bulannya. Sungguh program yang cerdas bersama Alquran. Benar, program etos dan etis kerja dengan hidayah Alquran. Jujur, terbangun sifat kejujuran karyawan dengan Alquran. Cerdas, benar, jujur merupakan sifat Qurani yang dapat mendongkrak profit ekonomi, jasmani dan rohani. Wallahua'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN