Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Islam di Spanyol - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Sejarah Peradaban Islam II - Islam di Spanyol Oleh : Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag Pendahuluan Islam pertama kali di bawa ke Spanyol (Andalusia) pada masa kepemimpinan panglima perang Thariq bin Ziyad, atau tepatnya dimasa kekuasaan kekhalifahan Walid bin Abdul Malik salah satu penguasa dari ke-Khalifahan Umayyah yang ada di Jazirah Arabia. Ketika Islam sudah menguasa Andalusia, banyak kemajuan-kemajuan yang mereka dapat, terutama kemajuan dibidang intelektual, yang meliputi filsafat, astronomi, sains, fiqih, musik dan kesenian, bahasa dan sastra sampai dengan kemegahanpembangunan fisik berupa istana dan taman-taman kota yang indah. Sejarah Masuknya Islam Di  Andalusia Asbania atau Iberia yang saat ini dikenal dengan Kerajaan Spanyol, semula berasal dari wilayah kekuasaan bangsa Vandal, yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia. Andalusia pada abad ke-2 sampai dengan abad ke-5 menjadi wilayah Kekaisaran Romawi, tetapi kemudian ditaklukkan oleh bangsa Vandal pada awa

KEYAKINAN PADA HARI KIAMAT DAN PERTANGGUNGJAWABAN MANUSIA DI AKHIRAT

Gambar
Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag           Rukun Iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari kiamat. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai agama islam, walaupun orang itu menyatakan ia percaya kepada Allah, al-Qur'an dan Nabi Muhammad. Menurut Abul A'la Maududi (Altaf gauhar, 1983 : 13), manusia tidak dilepaskan begitu saja ke dunia ini sebagai binatang yang tidak bertanggung jawab. Ia bertanggung jawab atas segala perbuatannya itu kepada Allah (kelak). Saat memberikan pertanggungan jawab itu telah ditentukan oleh Allah, yakni setelah hari kiamat, sesudah kehidupan manusia di atas bumi ini berakhir dan berganti dengan kehidupan lain. Pada waktu itu kelak semua manusia (dihidupkan Tuhan kembali) dan dipanggil untuk memberikan pertanggung jawab yang lengkap mengenai segala perbuatannya, apakah sesuai atau tidak sesuai dengan larangan atau perintah Allah, seperti yang telah disinggung di atas. Setiap orang

KEYAKINAN PADA PARA NABI DAN RASUL

Gambar
Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag           Yakin pada para Nabi dan Rasul merupakan Rukun Iman keempat. Di dalam buku-buku Ilmju Tauhid disebutkan bahwa antara Nabi dan Rasul ada perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntunan berupa menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah Utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Oleh karena itu seorang Rasul dan Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu Rasul. Di dalam al-Qur'an disebutkan nama 25 orang Nabi, beberapa di antaranya berfungsi juga sebagai Rasul (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Rujukan Buku               : Pendidikan Agama Islam Referensi     : Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H

KEYAKINAN PADA KITAB-KITAB SUCI

Gambar
  Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag      Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan Rukun Iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Perkataan kitab  yang berasal dari kata kerja kataba  (artinya ia telah menulis) memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu  berasal dari bahasa arab : al-wahy. Kata ini mengandung makna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Dalam pengertian yang umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan malaikat Jibril kepada para rasul-Nya dengan demikian dalam perkataan wahyu terkandung pengertian penyampaian firman Allah kepada orangyang dipilih-Nya untuk diteruskan kepada umat manusia guna dijadikan pegangan hidup. Firman Allah itu mengandung ajaran, petunjuk, pedoman yang diperlukan oleh manusia dalam perjalanan hidupnya di dunia ini menuju akhirat. Wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia, semua terekam dengan baik di dalam al-Qur'an kitab suci ummatr Islam.     Al-Qur'a

KEYAKINAN PADA PARA MALAIKAT

Gambar
Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag          Malaikat  adalah makhluk gaib, tidak dapat ditsngkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah, malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, seperti malaikat Jibril menjadi manusia di hadapan Maryam, ibu Isa almasih (Q.s Maryam (19): 16-17), misalnya. Mereka diciptakan Tuhan dari cahaya dengan sifat atau pembawaan antara lain (1) selalu taat dan patuh kepada Allah, (2) senantiasa membenarkan dan melaksanakan perintah Allah. Para malaikat mempunyai tugas tertentu (a) di alam gaib, dan (b) di alam dunia. Tugas malaikat di (b) alam dunia antara lain (1) menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para Rasul-Nya, (2) mengukuhkan hati orang-orang yang beriman, (3) memberi pertolongan kepada manusia, (4) membantu perkembangan rohani manusia, (5) mendorong manusia untuk berbuat baik, (6) mencatat perbuatan manusia, dan (7) melaksanakan hukuman Allah.     Dari uraian tugas para malaikat tersebut di atas jelas bah

KEYAKINAN KEPADA ALLAH

Gambar
Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag      Menurut kaidah Islam, konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa disebut Tauhid. Ilmunya adalah Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang Kemaha Esaan Tuhan (Osman Raliby, 1980 : 8).     Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan adalah sebagai berikut: 1.   Allah Maha Esa Dalam Zat-Nya    Kemaha Esaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga. Dia unique (unik : lain dari semuanya), berbeda dalam segala-galanya. Zat Tuhan yang unik atau Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri dari beberapa unsur bersusun. Ia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan benda apa pun yang kita kenal, yang menurut ilmu fisika terjadi dari susunan atom, molekul dan unsur-unsur berbentuk yang takluk kepada ruang dan waktu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang dapat hancur musnah dan lenyap pada suatu masa. 2. Allah Maha Esa dal

PENCIPTAAN MANUSIA

Gambar
     Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, S.Ag, M.Ag      Pada beberapa tempat di dalam al-Qur'an Tuhan menyebut dari apa manusia diciptakan,  dari bahan apa manusia berasal. Di dalam surat al-Am'am (6) : 2 Allah menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Di tempat lain Allah menyebutkan bahwa Ia menciptakan manusia dari lumpur (tanah) hitam yang diberi bentuk Q.s. al-Hijr (15) : 26. Dalam surat ar-Rahman (55) ayat 14 Allah menyatakan bahwa Doa menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.      Dari ungkapan al-Qur'an itu jelas bahwa manusia berasal dari zat yang sama (tanah), dari jenis yang satu (Q.s an-Nisa' (4) : 1). Selain berasal dari tanah, al-Qur'an juga mengatakan dalam beberapa ayat-Nya bahwa manusia berasal dari air (Q.s al-Furqan (25) : 54). Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa air (yang menjadi asal manusia) itu adalah air hina (mani) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi (pinggang) dan tulang dada (Q.s al-Anbiya' (21) : 3

AKAL & ILMU

Gambar
Oleh : Ustadz H. Ma'ruf Zahran, M.Ag Dengan akal dan ilmu yang dikuasainya manusia akan mampu menjalankan kedudukannya sebagai khalifah mengelola dan memanfaatkan alam semesta serta mengurus bumi ini untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia serta makhluk lain di lingkungannya. Dan, untuk pelaksanaan kedudukannya itu, manusia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Manusia akan ditanya apakah dalam menjalankan 'amanat' yang dipercayakan kepadanya itu, ia mengikuti dan mematuhi pola dan garis-garis besar kebijaksanaan yang diberikan kepadanya melalui para nabi dan rasul yang termuat dalam ajaran agama. Rujukan Buku                : Pendidikan Agama Islam Karangan      : Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H