HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR
HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR Oleh : Ma'ruf Zahran Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Mengingat kepentingan (urgensitas) dan kebermaknaan (signifikansi) taqdir dalam menawarkan sikap hidup yang damai (peace, salam). Salah satunya adalah dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir buruk dari Allah Ta'ala (wal qadri khairihi wa syarrihi minallahi ta'ala). Semua yang datang dari Allah SWT merupakan kajian hakikat yang tidak bisa dipungkiri, sebab tiada kekuatan makhluk untuk berkerja, bertenaga, berdaya, berupa (la haula wala quwwata) ucapan ini merupakan titik awal, titik tengah, titik akhir simpul-simpul inti beragama Islam (agama penyerahan diri kepada Allah SWT) berupa meniadakan (nafi), hakikatnya tiada diri berharta, tiada diri bertahta, tiada diri berpunya, tiada diri bertenaga kecuali dengan Allah (illa billah). Kemudian beragama Islam juga menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT berupa s