Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Al Hikam - Hikmah 278 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam - Hikmah 278 YAQIN DAN TAWAKKAL Wa inna man ayqana annallaha yathlubu shadaqat thalaba ilaihi,   waman 'alima annal umura biyadillah injama'a bitawakkuli 'alaihi.   Artinya : (Berkata Imam Ahmad Ibnu Athaillah As Sakandari Rahimahullah Ta'ala : Dan sungguh,   barangsiapa yang yaqin bahwa hanya Allah yang menuntutnya (menunaikan kewajiban) padanya,   sungguh benarlah dia.   Dan barangsiapa mengetahui bahwa urusannya di tangan Allah,   pastilah seluruh urusannya dengan   bertawakkal kepada Allah. 1. Yaqin Muslim yaqin bahwa suruhan agama Islam adalah datangnya dari Allah.   Apapun jua perintah berbuat baik datangnya dari Allah begitupun larangan berbuat jahat datangnya dari Allah,   Allah adalah pencipta pertama segala yang ada.   Setelah yaqin sumber dari segala sumber adalah Allah,   kemudian dia mengamalkan suruhan Allah,   dan menjauhi laranganNya,   bertambahlah keyakinan kepada Allah. Perintah yang dikerjakannya   karena Allah dan larangan yang di

Al Hikam - Hikmah 103 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam – Hikmah 103 PEMBERIAN DAN PENOLAKAN Apabila Allah memberimu kebaikan, saksikanlah Aku dihadapanmu yang menunjukkan kasihKu. Apabika Aku menolak engkau,   saksikanlah Aku berkuasa atas tiap - tiap sesuatu sebagai kehalusan budiKu dalam pemeliharaanKu. Pengarang kitab Al Hikam Ibnu Athaillah As Sakandari Rahimahullah Ta'ala mengharuskan tiap hamba mengenal Allah dengan seluruh sifat kasih sayangNya dalam pemberianNya,   dan apabila penolakan Allah kepadamu atau sedang merasakan kepadamu rantai - rantai musibah dariNya,   ini menunjukkan bahwa Allah hadir dihadapanmu sebagai Al Qahhar (maha gagah),   Al - Aziz (maha perkasa),   Al - Jabbar (maha memaksa),   Al - Mani' (maha menolak),   Al - Muntaqim (maha menyiksa),   tunduklah pada sifat Jamalullah (keindahan Allah)   dalam pemberian Allah Al - Wahhab,   dan tunduklah hamba pada sifat Jalalullah (kebesaranNya) dalam penolakan pada dirimu dan pada tiap - tiap sesuatu atau Dia menolak memberimu syafaat (pertolongan)

Al Hikam - Hikmah 102 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Hikmah 102 SURGA DAN NERAKA Siapa yang menyembahKu karena berharap surga dan menolak siksa neraka,   belumlah dia menunaikan kebenaran sifat - sifat Allah. Hamba yang menyembah Allah diikuti dengan meragukan janji Allah berupa surga di akhirat dan meragukan ancaman Allah berupa neraka di akhirat.   Keraguan itu hingga terucap di mulut hamba,   walau ini bukan sebuah aib,   tapi bagi mereka yang memiliki kehalusan budi bukankah malu untuk meminta.   Janji dan ancaman Allah pasti tidak salah alamat.   Meminta sesuatu yang sudah pasti tanda   rusaknya adab (su - ul adab).   Jangan engkau taat karena takut,   dan jangan engkau taat karena upah. Memang disuruh kita meminta surga dan meminta dijauhkan dari neraka.   Tapi keduanya adalah makhluk Allah,   sedang si hamba yang hanya mencintai Allah hanya berharap cinta dan ridhaNya serta mohon perlindungan dari hati yang lalai dalam berdzikir.   Hamba yang duduk dikedudukan Arif billah,   tidak diperlukan lagi baginya motivasi surga u

SOAL UAS SPI 1 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

 SOAL UAS SPI 1 BUAT ROAD MAPS (PEMETAAN PERJALANAN) SEJARAH ISLAM DARI MASA NABI MUHAMMAD SAW HINGGA MASA DINASTI ABBASIYAH DALAM BENTUK SKEMA (BAGAN)  LALU DINARASIKAN.  SELAMAT BEKERJA.

Al Hikam - Hikmah 100-101 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam - Hikmah 100–101 BALASAN TAAT Cukuplah balasan Allah atas taatmu sewaktu Allah ridha kepadamu bahwa kamu menjadi keluarga Allah.   Lalu,   Allah membukakan pintu - pintu taat di hatimu,   Allah menghendaki baik pada dirimu dalam kesenangan berdzikir,   kepuasan berkhalwat dan berhibur   dalam munajat. Tema yang akan di bahas pada Hikmah Balasan Taat ini menunjukkan keagungan anugerah bukan upah (pahala).   Jika pahala atau upah ada digit hitungannya dan berhingga. Tapi anugerah tidak berhingga dan tidak berbatas.   Jika pahala berkonotasi,   menunjuk kepada indikator (qarinah) jasmani seperti surga,   sedang anugerah lebih dari pada itu,   mencakup dunia akhirat,   mencakup nikmat surga,   memandang wajah maha mulia Allah berselimut ridhaNya. Balasan taat hamba sejatinya telah Allah tunjukkan di dunia yang fana ini dan di akhirat kelak yang kekal nan abadi. Balasan taat di dunia berupa istiqamah dalam amal taat,   menjadi ahlullah (keluarga Allah),   kenikmatan dalam

Al Hikam - Hikmah 91 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam – Hikmah 91 ARIF BILLAH Al - Arifuna idza busithu akhwafa minhum idza qubithu wala yaqifu 'ala hududil adab fil basthi illa qalil.   Artinya : Orang arif lebih takut berada pada lapangan luas dari pada lapangan sempit. Pada lapangan luas (kadang)   tidak mampu menegakkan ketentuan adab,   kecuali hanya sedikit (orang). Maksudnya,   ketika manusia diuji oleh keluasan rezeki,   kesehatan,   kemudahan,   kekayaan,   pengikut yang banyak dan keturunan,   jabatan dan tanda (lencana)   penghargaan,   hampir - hampir dia berenang di kolam kemewahan,   menikmati hidup, menyandarkan dan mereguk kenikmatan jasmani dan memuaskannya,   lalu lupa kepada Allah yang memberikan nikmat   yang banyak. Sedang rantai - rantai ujian berupa kesempitan hidup (qabith) lebih mendekatkan kepada Allah. Karena,   kesempitan, duka,    derita,   merupakan musuh hawa nafsu.   Hawa nafsu ingin dimanjakan,   benci kepada 'amal,   nafsu ingin sarjana tapi jangan kuliah,   nafsu instant (segera)

Al Hikam - Hikmah 240 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam - Hikmah 240 DZAHIR DAN BATIN DUNIA Al Imam Ahmad Ibnu Athaillah Hafidzahullah Rahimahullah Ta'ala anhu wanafa'ana bi 'ulumihi fid darain (wafat di Mesir tahun 709 H), merumuskan kepada pembaca tentang dzahir dunia dan batin dunia.   Dalam hikmah : Jika engkau sudah tertarik pada permulaan yang dzahir,   akan membosankan engkau kepada dunia yang dzahir pada penghabisannya,   maka terhalanglah engkau hakikat yang batin. Disini beliau menyuruh kita cerdas memandang dunia.   Dunia memiliki dua pandangan,   supaya manusia tidak tenggelam hanyut di bawa oleh arus deras kejamnya dunia.   Dunia tidak memberi waktu istirahatmu,   24 jam engkau bekerja malam dan siang,   dunia terus menyuruhmu bekerja sampai engkau mati diterkam dunia,   dunia lebih buas dari pada harimau yang paling garang sekalipun. Siapapun yang melayani dunia bersiaplah menjadi budaknya. Siapa yang menyembah dunia bersiaplah menjadi babunya dunia.   Ternyata dunia berkongsi dengan syaithan dan

Al Hikam - Hikmah 89 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
Al Hikam- Hikmah 89 DUNIA Berkata Imam Ahmad Ibnu Athaillah Hafidzahullah Rahimahullah Ta'ala anhu wanafa'ana bi 'ulumih (wafat 709 H,   di Mesir) dalam hikmah 89 : Innama ja'alana mahallan lil - aghyar wa ma'dinan lil - adkar.   Tazhidan laka fiha (Sesungguhnya Allah menjadikan dunia sebagai sumber tempat kerusakan dan kerusuhan,   untuk menjauhkan engkau darinya (dunia). Beliau mengatakan dunia ini bukan untuk bersenang - senang, tidak Allah titipkan dunia kepadamu kecuali engkau akan diikat oleh rantai - rantai kedukaan di dunia di sini dan di akhirat di sana.   Tidak lah ada orang yang memeluk dunia kecuali dia terpeluk ke bangkai. Tidaklah ada orang yang memikirkan tentang dunia kecuali Allah beri rasa fakir di hatinya sampai dia dimasukkan ke dalam neraka Allah dalam keadaan terhina. Barang siapa yang berpagi - pagi sudah memikirkan dunia,   Allah tanamkan kegelisahan di hatinya yang tidak pernah ada ujungnya hingga dia masuk ke neraka. Oleh sebab itu,  

Al Hikam - Hikmah 247 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  HIKMAH 247 HIKMAH DILECEHKAN Telah berkata Imam Ahmad Ibnu Athaillah Hafidzahullah (wafat di Mesir tahun   709 H) : Sengaja Allah membuatkan gangguan terhadap dirimu melalui tangan - tangan orang lain, supaya engkau tidak jinak kepada mereka. Sengaja Allah menjengkelkan engkau dari segala sesuatu,   supaya jangan ada sesuatu yang dapat melupakan engkau dari Allah. Abu Hasan Asy Syadzili berkata : Larilah dari kebaikan orang lain,   melebihi larimu dari kejahatannya. Sebab,   kebaikan orang itu langsung membahayakan hatimu,   sedang kejahatan mereka hanya membahayakan jasmanimu. Dan bahaya jasmani itu lebih ringan dari pada bahaya hati.   Sebab bahaya kebaikan orang kepadamu berakibat engkau jinak,   menyandar dan berharap kepada makhluk. Beliau berpesan mengandung perintah berlarilah kepada Allah. Ceritakanlah suka dukamu kepada Allah. Lalu,   sekuat tenaga tepislah bantuan makhluk,   sebab bantuan mereka akan menyebabkan kamu terjajah,   terpenjara dan tertawan padanya,   lalu k

Al Hikam - Hikmah 107-108 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  Al Hikam – Hikmah 107-108 NIKMAT IJAD DAN NIKMAT IMDAD Ni'matani ma kharaja mawjud 'anhuma wala budda likullin mukawwin minhuma nikmat ijad wa nikmat imdad.   An 'ama 'alaika awwalan bil - ijad wa tsaniyan bitawalil - imdad. Artinya : Dua nikmat yang manusia tidak terlepas dari keduanya : nikmat ijad dan nikmat imdad.   Pertama,   Allah memberimu nikmat ijad,   kedua,   Allah memberimu nikmat imdad. Pengarang kitab Al Hikam,   Al Imam Ahmad Ibnu Athaillah Hafidzahullah mengatakan dan menjelaskan tentang kedua nikmat Allah,   nikmat ijad dan nikmat imdad,   terurai berikut   : 1. Nikmat Ijad Nikmat ijad adalah nikmat (anugerah) penciptaan.   Sesempurna dan seseindah penciptaan dari Allah adalah manusia sebagai karya maha besar dari Allah maha besar. Susunan jisim manusia tiada banding dengan makhluk Allah lainnya.   Mulai ubun hingga ujung kaki,   cahaya penciptaan dalam kerangka seindah - indah jasmani milik Allah bukti kemurahanNya. Allah maha sayang kepada