Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

KAJIAN KEESAAN - ESKATOLOGI SEBAGAI PENGUATAN DIMENSI KEESAAN

Gambar
  KAJIAN KEESAAN ESKATOLOGI SEBAGAI PENGUATAN DIMENSI KEESAAN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Eskatologi secara sederhana diartikan kepercayaan kepada hari akhir, sedang secara disiplin ilmu, dia bekerja secara metodologis. Maksudnya, langkah-langkah ilmiah ikut berupaya menjelaskan kehidupan akhirat, walau belum tuntas sampai hari ini. Beruntung kitab suci Alquran hadir menuntaskan-nya, sehingga tidak ada keraguan lagi, tentang hari kiamat dan seluk-beluk-nya. Kajian keakhiratan membuat seseorang lebih tenang dan lebih nyaman menjalani hidup. Meyakini Tuhan yang maha meliputi, memenuhi, pasti tidak lagi terpisah dengan-Nya. Kunci keselamatan dunia dan akhirat adalah tauhid. Tauhid dalam arti beriman dan berserah-diri. Orang yang beriman tidak mungkin berzina (hubungan badan di luar nikah). Orang beriman tidak mungkin melakukan transaksi judi online, korupsi, dan sebagainya. Sebab, dia meyakini Tuhan. Tuhan yang maha melihat semua perbuatan, dan Tuhan yang maha mendengar seluru

KATA PENGANTAR KITAB SIFAT TUJUH

Gambar
  KATA PENGANTAR KITAB SIFAT TUJUH KEHADIRAN kitab ini sebuah kehendak-Nya. Secara insan yang lemah, penulis tidak punya kuasa untuk memperbincangkan-Nya. Bahkan tidak berkemampuan untuk mendialog-kan sifat Tuhan. Namun, kuasa-Nya jualah yang menggerakkan pena menjadi goresan. Kehendak-Nya jualah yang mengukir-Nya menjadi ukiran tentang-Nya. Esa yang menulis dan esa yang ditulis. Sungguh, ke-esaan akan sangat jamak ditemui dalam literasi sifat tujuh ini. Bukan yang memposting dan diposting. Bukan-kah yang memberi sembah dan menerima sembah adalah esa. Bukan Aku bila tidak esa. Bukan Dia bila tidak esa. Bukan Engkau bila tidak esa. Bukan Kami bila tidak esa. Lalu, menyembah siapa selama ini? Terus, adakah kuasa diri untuk menyembah-Nya? Kemudian, bila tidak kenal dalam sembah, akan menjadi limbah atau diterbangkan angin entah kemana? Sindiran Tuhan bagi kaum yang banyak memiliki sesembah-yangan (musyrikun). Sudah dibentangkan dalam isi kitab ini,Tuhan sangat murka ketika Dia diseb

SIFAT TUJUH LIPUTAN TUJUH - KALAM DAN MUTAKALLIMUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN TUJUH KALAM DAN MUTAKALLIMUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Kalam. Kalam-Nya, setiap kali menyebut Aku, pasti esa. Kalam-Nya, setiap kali mengatakan Dia (Allah), pasti esa. Demikian pula Kami (Allah), pasti esa. Jangan serupakan Dia dengan kaedah bahasa. Dia berbicara bukan dengan aksara, Dia berbicara tidak dengan ayat, Dia berkalam bukan berbantuan kalimat. Aksara, ayat, kalimat adalah tanda, sedang Dia bukan tanda. Dia berbicara bukan dengan perantara lisan dan bunyi suara. Bunyi adalah makhluk, suara adalah makhluk. Intinya, surah Asy-syura ayat 11, laisa kamislihi syai'un, wahuwassami'ul 'alim (tidak serupa Dia dengan sesuatu, dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui). Terhadap seluruh perbuatan Tuhan pada manusia dan alam semesta, jangan kamu tanyakan. Beriman dan berserah-diri sajalah! Supaya napas-mu menjadi lapang (arih nafsaka). Berpasrah (ber-islam) kepada sang Al-Wakil, adalah kelegaan dada (yasrah shadrahu lil-islam). Manu

SIFAT TUJUH LIPUTAN ENAM - BASAR DAN BASIRUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN ENAM BASAR DAN BASIRUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Basar. Basar artinya melihat. Tuhan yang maha melihat, bukan dengan mata. Penglihatan Tuhan kuat, sedang penglihatan makhluk bersifat baharu, baharu berarti lemah dalam penglihatan. Buktinya, manusia dalam melihat, sangat bergantung pada pupil, cornea dan lensa mata. Masa penglihatan-pun terbatas, saatnya akan terpejam selamanya (mati). Zat Tuhan dengan sifat basar, Dia memandang yang tampak dan tidak tampak. Nanti akan Dia hadirkan pada hari kiamat, Dia jelaskan apa-apa yang dikerjakan manusia. Bagi orang yang sudah memandang-Nya di dunia, akan memandang-Nya pula di akhirat. Namun, bila hari ini, di sini (dunia) gagal memandang-Nya, akan gagal pula memandang-Nya di sana (akhirat). Sesat jalan di dunia, lebih sesat jalan lagi di akhirat. Sudahkah mata hati sanggup memandang-Nya. Berkat ridha-Nya, Dia berkenan untuk dipandang, dan Dia berkenan untuk memandang, sebuah jalan keesaan. Allah maha melihat

SIFAT TUJUH LIPUTAN LIMA - SAMA' DAN SAMI'UN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN LIMA SAMA' DAN SAMI'UN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Sama'. Isi Alquran merupakan bukti, tanda (ayat) bahwa zat Tuhan maha mendengar. Artinya, Tuhan maha mendengar, tatkala Adam, Idris, Nuh, Hud, Luth, Saleh, Ibrahim adalah hamba pilihan (mujtaba) yang pernah berkalam-kalam dengan Tuhan-nya. Ismail, Ishak, Ya'kub, Yusuf, Ayub, mereka adalah hamba yang mendapat petunjuk (muhtada), untuk mengadukan nasib mereka kepada Tuhan. Dan Tuhan, pasti perkenankan aduan mereka (fastajabnalah). Musa, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad, adalah utusan Tuhan yang banyak berkomunikasi, mengadukan nasibnya di haribaan Rabb. Pembicaraan dua arah, Tuhan-hamba, hamba-Tuhan, namun hakikatnya esa belaka. Guna memudahkan paham, terjadi dialog yang disusun oleh sang kreator (Tuhan), lalu menjadi skenario. Maksudnya, 6.666 ayat dalam kitab Alquran merupakan fakta rekaman bahwa zat Tuhan bersifat maha mendengar (sama'), maha melihat (basar), maha berbicara

SIFAT TUJUH LIPUTAN EMPAT - HAYAT DAN HAYYUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN EMPAT HAYAT DAN HAYYUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Hayat. Hayat artinya sifat hidup bagi Allah. Maksudnya, zat Tuhan yang bersifat esa hidup tanpa dihidupkan (Alhayyu). Zat Tuhan yang bersifat hidup dengan sendiri-Nya (Alqayyum). Hidup-Nya hakiki, wujud-Nya   mutlak. Dalam makna, Dia hidup tanpa berbantuan oksigen, Dia hidup tanpa napas, tanpa jantung, tanpa paru. Wujud esa (sifat nafsiyah) mewujud pada zat esa, kemudian menjadi sifat hayat (maha hidup), ma'ani. Dia menghidupkan semua yang tampak hidup (maknawi). Bukti nyata bahwa Tuhan bersifat hayat adalah, sesungguhnya Dia berkuasa, berkehendak, berilmu, tentu Dia maha hidup. Hidup Tuhan bukan ditandai bahwa Dia bergerak, dan Dia bukan diam. Hidup-Nya, tidak bergerak dan tidak berdiam. Hidup Tuhan bukan berarti Dia bernapas. Bedakan antara Dia (Alkhaliq), dengan yang Dia ciptakan (makhluq). Makhluk berjalan dengan kaki, zat Tuhan tidak! Makhluk merasa dengan hati, zat Tuhan tidak! Membayangka

SIFAT TUJUH LIPUTAN TIGA - ILMU DAN ALIMUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN TIGA ILMU DAN ALIMUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Ilmu. Zat Tuhan bersifat ilmu (berpengetahuan). Zat Tuhan (Allah) maha mengetahui, karena ilmu Tuhan berdiri pada zat-Nya. Bila manusia berilmu dengan melandaskan pada akal. Seluruh hukum akal adalah bentuk alam semesta (baharu) yang berada di bawah zat Tuhan. Akal alam semesta, umumnya dibagi tiga. Akal insani, akal hewani, akal nabati. Hukum akal memiliki tiga bagian lagi. Bagian wajib, bagian mustahil, bagian harus. Ketiganya berada dalam ilmu Allah yang maha luas tiada bertepi. Dalam arahan, pengawasan, pengaturan ilmu Allah. Ilmu Allah yang tiada berproses, bukan awal dan bukan akhir. Ilmu Allah yang tanpa berbantuan akal. Justru akal yang berbantuan ilmu Tuhan. Hukum akal yang wajib, artinya semua diketahui oleh-Nya. Hukum akal mustahil, artinya segala sesuatu yang tidak ada, tidak terwujud, pasti diketahui oleh zat Tuhan. Hukum harus, artinya segala yang ada dan segala yang tidak ada, pasti ber

SIFAT TUJUH LIPUTAN DUA - IRADAT DAN MURIDUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN DUA  IRADAT DAN MURIDUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Iradat. Sifat iradat artinya berkehendak. Berkehendak maksudnya Tuhan menghendaki penetapan sesuatu atau penghapusan sesuatu. Dengan sifat iradat-Nya, zat Tuhan memutuskan setiap perkara.  Meski pembahasan sifat dan zat Tuhan perlu disampaikan. Namun, jangan mempersamakan Dia sesuatu apapun. Sesuatu apapun, bila dipersamakan dengan Dia disebut berhala (asnam). "Mereka, orang-orang musyrik (mempersekutukan) Allah, mereka bertengkar di dalam neraka. Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. Karena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam." (Asy-syu'ara:96-98). Disini, sangat perlu dipahami, menyebut nama Allah saja belum cukup, bila belum mengesakan-Nya. Sebab, orang-orang kafir Mekah-pun, dahulu mereka menyebut Allah sebagai nama yang agung (ismul 'adham). Orang-orang Yahudi menyebut Allah, sebagai nama yang gagah perkasa (

Tugas mata kuliah Pengembangan Materi PAI.

Tugas mata kuliah Pengembangan Materi PAI. Tulis: Nama, kelas, NIM SKI merupakan materi yang bersifat fakta. Tuliskan perjalanan peta hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah, beserta jarak tempuh yang dilalui. Mengapa hari tasyrik dilarang berpuasa. Hikmah apa yang terkandung di dalam hari-hari tasyrik? Islam melarang memakan daging babi. Apakah hikmah yang terdapat pada larangan tersebut bila ditinjau dari kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Jelaskan! Selamat mengerjakan tugas.

SIFAT TUJUH LIPUTAN SATU - QUDRAT DAN QADIRUN

Gambar
  SIFAT TUJUH LIPUTAN SATU - QUDRAT DAN QADIRUN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran A. Qudrat. Sifat qudrat merupakan kelompok sifat ma'ani. Pengertian sifat ma'ani adalah sifat yang hanya berdiri pada zat Allah saja,tidak berdiri pada zat yang bersifat baharu. Sifat qudrat terdapat pada zat yang qadim (Allah). Penjelasan-nya, sifat Allah berdiri pada zat (diri) Allah. Atau, sifat Allah adalah keadaan (karakter) yang hanya dimiliki zat (diri) Allah. Misal, zat Allah yang maha esa, namun memiliki sifat ma'ani yang terdapat zat-Nya. Zat Allah esa, memiliki sifat qudrat (keadaan berkuasa). Artinya, selain zat Allah tidak ada yang berkuasa, namun lemah ('ajuz). Zat Allah memiliki sifat iradat (keadaan berkehendak), selain zat Allah tidak ada yang berkehendak, namun terpaksa (karahah). Zat Allah memiliki sifat ilmu (keadaan berilmu-pengetahuan), selain zat Allah tidak ada yang berilmu-pengetahuan, namun bodoh (jahil). Zat Allah memiliki sifat hayat (memiliki kehidupan), se