Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

RAMADAN AIR MATA PENCINTA ALQURAN TERTUMPAH

  RAMADAN AIR MATA PENCINTA ALQURAN TERTUMPAH Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Ramadan sangat spesial, terutama bagi pencinta Alquran. Mereka telah merasakan getaran (vibration) ayat-ayat Tuhan, membuncah di hati dan bergelombang di kulit orang-orang beriman. Bagi yang telah menemukan puncak spiritual (spiritual climax), didapati kecocokan antara situasi hati dengan ayat yang sedang dibaca. Membaca mengisyarat kepada pemahaman. Pemahaman mengisyarat kepada penghayatan. Penghayatan (contemplation) menuju kepada pengamalan ('amaliyah) karena perubahan diri, ketika diri telah habis bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Mulai masuk pada labirin-labirin kolom Alquran, terasa petunjuk (hidayah) yang menusuk ke dalam hati, namun bersifat lembut. Lebih lembut daripada embun yang menetes di waktu fajar. Begitu pula saat membaca ancaman siksa, terasa isi hati terkelupas putus dari raga. Tanpa diundang, air mata tercurah, tertumpah. Tidak sekedar tafsiri dan takwili, rungkat sampai ke zau...

MARHABAN YA RAMADAN

  MARHABAN YA RAMADAN Oleh Ma’ruf Zahran Sabran MARHABAN berasal dari kata rahban. Teks rahban artinya lapang, luas dan meluaskan, memberi perhatian, memenuhi permintaan dengan sempurna, tunduk, juga memohon maaf bila tidak berkenan. Dalam konteks kedatangan tamu Ramadan, ucapan marhaban ya Ramadan telah menjadi tradisi masyarakat Arab. Marhaban jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya selamat datang (Inggris: welcome). Ada tiga ucapan saat menyambut tamu yang mulia dalam tradisi Arab, "ahlan, sahlan, marhaban." Ahlan artinya keluarga, sahlan artinya mudah, marhaban artinya selamat sejahtera, aman sentosa. Ahlan, sahlan wa marhaban merupakan ketiga kata adab yang sering digunakan untuk menyambut tamu. Terlebih tamu Ramadan. Makna apa yang terkandung dalam ketiga kata ini? Kata ahlan merupakan sambutan hangat kepada Ramadan yang dielu-elukan.   Karena dia ibarat tamu yang menjadi keluarga di rumah kita. Peng-elu-eluan dalam rangka supaya Ramadan bukan bers...

NUZULUL QURAN MENCIPTAKAN PERADABAN SEMESTA

  NUZULUL QURAN MENCIPTAKAN PERADABAN SEMESTA Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Termasuk Ramadan tahun ini, peringatan Nuzulul Quran, malam 17 Ramadan 1446 Hijri bertepatan dengan 17 Maret 2025 Masehi. Pertama dan utama dalam Islam adalah membangun peradaban semesta. Peradaban merupakan sesuatu yang wajib diperoleh manusia, karena keadaban modal bermasyarakat (social capital) yang maju. Piranti keras dan piranti lunak peradaban wajib pula disediakan. Belajar dari kaedah usul fikih: "Mala yatimmul wajib illa bihi fahuwal wajib." Artinya, segala sesuatu yang menyampaikan kepada kesempurnaan wajib, kecuali wajib juga keberadaannya. Tujuan dari pelaksanaan hukum wajib, niscaya alat, sarana dan prasarana, perangkat yang menunjang kesempurnaan pelaksanaan hukum wajib, wajib pula dihadirkan. Peradaban (berasal dari kata adab) harus lebih dahulu hadir, sebelum hukum dan institusi. Artinya, peradaban hukum layak lebih awal tiba, daripada materi hukum. Aqidah harus diajarkan lebih dahu...

URGENSI SUJUD DALAM MENEKAN GEJOLAK EGO - MA'RUF ZAHRAN SABRAN

  URGENSI SUJUD DALAM MENEKAN GEJOLAK EGO Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Sujud adalah posisi penting dalam rangkaian ibadah salat. Menyamakan kedudukan kepala dengan telapak kaki. Untuk mendapatkan karakter terendah di bumi. Kecuali itu, sujud adalah tanda keberimanan seseorang kepada Allah Swt dan keberimanan kepada negeri-negeri akhirat. Orang yang tidak mau sujud di dalam dan di luar salat, penciri kekurangan iman atau kekosongannya. Dalam salat, sujud merupakan rukun gerakan seperti qiyam, rukuk, i'tidal, sujud, duduk diantara dua sujud (duduk iftirasy), duduk tahiyat awal dan akhir. Penutupnya ialah salam kekanan dan salam kekiri. Tunai sudah perintah salat. Namun yang akan dikupas dalam literasi kali ini adalah   tema urgensi sujud dan hikmahnya dalam menekan gejolak ego (diri). Disamping bahwa sujud adalah destinasi wisata rohani. Dalam arti, sujud berindikasi mengurangi gejala stres (relaksasi). Relaksasi raga dan jiwa. Dimensi raga, sujud dalam rangka merenggangkan...

METAMORFOSIS RUKUK DAN I'TIDAL DALAM SALAT

  METAMORFOSIS RUKUK DAN I'TIDAL DALAM SALAT Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Dalam satu rakaat salat terdapat tujuh kali takbir. Takbir selain sebagai tanda perintah (komando) pergantian gerakan yang dimaknai rukun fi'liyah dalam fikhi. Juga secara tasawufi dapat dimaknai tujuh kali takbir yang terdapat dalam satu gerakan salat ialah membuka 70.000 (tujuh puluh ribu) lapisan hijab. Hijab (dinding) yang memisahkan hamba dengan Tuhan. Hijab dunia dan akhirat, hijab baik dan buruk, hijab takdir, hijab asma' dan sifat. Artinya, ketika ditenggelamkan kalimat takbir ke dalam hati, jiwa, roh, maka hancurkan seluruh nama dan sifat makhluk di langit dan di bumi. Tiada yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Sebab, selain Allah Swt adalah tuhan-tuhan semu. Tiada yang berhak untuk dibesarkan, melainkan Allah. Hancurkan tuhan-tuhan palsu yang selama ini bercokol di dalam hati. Tiada yang berhak untuk ditakuti, kecuali Allah. Sebab, selain Dia ialah lemah tiada berdaya, miskin tiada k...

METAMORFOSIS NIAT DAN QIYAM KETIKA SALAT

  METAMORFOSIS NIAT DAN QIYAM KETIKA SALAT Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Nabi agung, Rasulullah Muhammad Saw menghimpun semua atribut para utusan Tuhan. Beliau sayyidi yang awal, dan sayyidi yang akhir. Termasuk kitab suci Alquran merupakan kumpulan (qara-a, yaqra-u, maqra') dari kitab-kitab terdahulu. Kitab suci Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa putera tunggal Maryam binti Imran. Terangkum juga dalam salat lima waktu bagi umat beriman sekarang ini. Dahulu, salat subuh didirikan oleh Nabi Adam, salat zuhur didirikan oleh Nabi Musa, salat Asar didirikan oleh Nabi Zakaria dan Yahya, salat magrib didirikan oleh Nabi Isa putera tunggal Maryam, salat Isya didirikan oleh Nabi Ibrahim beserta seluruh umat pada zaman mereka. Nabi Muhammad Saw menghimpun semua salat tersebut menjadi salat maktubah (wajib). Paling tidak terdapat tujuh dampak perbuatan, perkataan dan hati yang hadir di dalam salat. Bila dihayati dan diamalkan dengan benar dan tulus, ma...

MANUSIA REFLIKA SIFAT ALAM SEMESTA

  MANUSIA REFLIKA SIFAT ALAM SEMESTA Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Alam semesta yang besar (makrokosmik) tertampung pada jiwa manusia yang kecil (mikrokosmik). Dalam pengertian, manusia adalah reflika sifat alam semesta. Karena itu, manusia adalah 'alam shaghir yang sanggup menanggung beban alam kabir. Telah melambangkan diri manusia antara alam mulki-syahadah dengan alam malakut-ghaibah. Jasmaniah manusia mengandung unsur tanah, air, api, angin. Dari unsur tanah menuju unsur nabatiyah (tumbuh, kembang, merambat, menjalar). Dari nabatiyah menuju unsur hayawaniyah (hewan) seperti bersetubuh, beranak-pinak, berkembang biak, bergerak dan berpindah tempat (mobile). Dari unsur roh hewan menuju unsur roh insaniyah. Tahap-tahap ini, masih bersifat jasmaniah. Barulah pertama kali, mereka mengenal Allah Swt. Tuhan yang menciptakan dan kepada-Nya dikembalikan (innalillahi wainnailaihi raji'un). Sesungguhnya kami berasal dari Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Selur...

HAKIKAT SALAT

  HAKIKAT SALAT Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Menurut rasam Usmani (gaya tulisan dari sahabat Usman bin Affan, beliau adalah hamalatul-qur'an), tulisan salat terangkai atas rangkaian kata shad, lam, waw, ha. Dari kata shalah (Indonesia: salat), memiliki turunan kata (derivatif) kata shalawat (Indonesia: selawat) dan silaturrahim. Ketiga kata ini, salat, selawat dan silaturrahim mengandung kesamaan yaitu sambungan, persambungan atau hubungan. Ketiganya tidak boleh putus, bila kita mengingini harmoni kehidupan. Kehidupan ada dua, kehidupan jasmani dan kehidupan rohani. Kepastian dualitas yang diciptakan Tuhan, sangat nyata di alam semesta. Faktanya, matahari   memiliki dua tempat terbit atau dua timur (masyriqaini). Dan dua tempat terbenam, dua barat (maghribaini). Berdasarkan firman Tuhan: "Tuhan yang memelihara dua timur, dan Tuhan yang memelihara dua barat." (Arrahman: 33).   Surga-Nya juga ada dua (jannataini) sebagai ganjaran (reward) orang-orang yang takut kepad...

KEMULIAAN UMAT TERDAHULU

  KEMULIAAN UMAT TERDAHULU Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Salat merupakan kemuliaan umat terdahulu yang menjadi syarat kebahagiaan mereka. Salat, secara bahasa adalah doa. Salat adalah ibadah para nabi dan umatnya, dahulu, kini, dan kemudian hari. Kesadaran masa silam tentang umat terdahulu menjadi kawah candradimuka bagi umat sesudahnya, sekarang dan akan datang. Salat subuh dikerjakan oleh Nabi Adam alaihissalam. Kesadaran masa lalu, akan memperkuat pondasi peribadatan masa kini, dan kehidupan abadi kelak. Dunia adalah awal (ula bentuk feminin dari awal), dan negeri akhir (akhirah bentuk muannats, feminin dari kata akhir). Kesadaran adanya kehidupan yang akan datang (akhir, akhirah) sanggup membuat seseorang mengekang hawa napsu. Mengendalikan syahwat, untuk tidak menjadi hamba (budak) keinginan biologis semata ('abdusy-syahwat, 'abdul-buthun). Untuk kepentingan itu, bahwa Adam, Idris, Nuh, sampai kepada Zakaria, Yahya, Isa putera tunggal Maryam, dan Maryam sendiri menjalank...