Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

SIMPUL KEKELUARGAAN SEMESTA

  SIMPUL KEKELUARGAAN SEMESTA Oleh Ma’ruf Zahran Sabran BILA dimaknai tulus, pendapat diri (ego) menjadi ukuran kebenaran, tidak ada salahnya. Artinya, ego yang selamat, jangan mencelakai ego-ego lain. Jika diri (ego) merasa sakit,   maka jangan rasakan sakit kepada ego orang lain. Jika ingin merasa aman, buatlah dirimu aman   terhadap orang lain dan lingkungan. Cermin diri, terletak pada ego diri, bukan pada ego diri orang lain. Indikator muslim (orang yang selamat) ialah dimana saudaranya selamat dari perkataan dan perbuatan jahatnya (lisanihi wa yadihi). Nabi Muhammad Rasul Allah, telah meletakkan pondasi kekeluargaan sejagat. Pondasi yang berawal pada diri (ego) masing-masing. Implikasinya, tidak ada guna membuka front perlawanan kepada orang yang menolak seruan perdamaian. Tuhan menasehati, "menghindar sajalah, jangan dijadikan sahabat." Menghindar bukan berarti memutuskan hubungan kekeluargaan sejagat. Tetapi, takut akan perbuatan jahat yang akan dilancarkan...

HALAL BI HALAL MERAJUT SILATURAHMI ERATKAN HATI

  HALAL BI HALAL MERAJUT SILATURAHMI ERATKAN HATI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran MESKI agenda halal bi halal merupakan tradisi nasional bangsa Indonesia, namun sanggup menjalin kebersamaan, kesetaraan (egaliter) yang melintas batas. Seperti halal bi halal yang diibaratkan inti medan magnet yang menarik besi sehingga berani bergerak. Umpama kumparan magnet yang memanggil semua manusia (ya ayyuhannas). Memanggil manusia yang mengenal agama (theis),   sampai kepada manusia yang tidak beragama (atheis). Urgensi halal bi halal perlu memandang diri, diri orang lain dan diri keadaan dengan kacamata putih. Jangan menerima diri orang lain dengan syarat dan ketentuan. Bukankah syarat dan ketentuan tidak berlaku saat berhalal bi halal. Kecuali hanya akan menyisakan hubungan yang retak, terlebih bila adagium yang digunakan berlabel agama, seperti ahli bid'ah, kafir, ahli neraka, dan sifat buruk lainnya. Sifat buruk yang melekat pada seseorang seperti Fir'aun atau Qarun. Maksudnya, ha...

NUR MUHAMMAD MENYERU KEDAMAIAN

Gambar
  NUR MUHAMMAD MENYERU KEDAMAIAN Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Pemanggilan yang bertitik kumpul pada kesamaan   prinsip hidup (platform) untuk menciptakan tata dunia hati yang damai dan berdamai. Kesamaan pandangan kalimat (kalimatun-sawa') sudah dibuktikan oleh Muhammad bin Abdullah, ketika membuat Piagam Madinah dan Perjanjian Hudaibiyah. Para pihak yang berseberangan mengerti betul, konsekuensi perjanjian yang ditandatangani dengan nama Muhammad bin Abdullah dengan Muhammad Rasulullah. Sebuah nama yang mengandung konsekuensi iman dan keberimanan. Jika ditulis Muhammad bin Abdullah (lahir: Mekah, 571 M), maka jelas. Putera Abdullah adalah pemimpin clan (komunitas) penduduk Madinah. Sebaliknya, bila tercantum nama Muhammad Rasulullah, maka jelas. Orang-orang Yahudi, Nasrani, serta pihak perwakilan Mekah tidak menerimanya. Sebab, jabatan Muhammad Rasulullah, artinya mengimani Nur Muhammad yang telah diciptakan pertama kali sebelum alam semesta raya ini diciptakan. Persamaa...

INTENSITAS DIALOG DENGAN ALQURAN

Gambar
  INTENSITAS DIALOG DENGAN ALQURAN Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Pasca Ramadan, intensitas dialog dengan Alquran wajib semakin mendalam. Karena, setelah Ramadan, ibadah yang meningkat menjadi indikator puasa wajib Ramadan yang diterima (maqbul). Pembiasaan yang berkesadaran, bukan pembiasaan karena keterpaksaan. Pembiasaan karena kebodohan lebih berbahaya daripada racun ular cobra. Pemikiran keagamaan yang menyimpang lebih berbahaya daripada opium (ganja). Sebab, kebiasaan yang berbasis kebodohan akan tertular dari generasi ke generasi (g to g). Pemikiran yang menyimpang akan terus diwariskan secara viral dan berkelanjutan (sustainable). Berhentilah mewariskan pemikiran yang menyimpang. Pemikiran yang menyimpang tidak memberikan sisa apa-apa, kecuali kesesatan. Dalam ranah (diktum) keagamaan mengambil corak ikutan ekstrim, arogan. Kebiasaan yang buruk, akan terhenti dengan kebaikan yang lebih kuat daripada keburukan. Akan Kami datangkan hamba-hamba Kami yang memiliki kekuatan b...

KECERDASAN MEMBACA BUKU DIRI

  KECERDASAN MEMBACA BUKU DIRI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran DIRI, dialah wujud terpenting dari alam yang berkalam. Diri lebih penting dari tulisan yang berjalan. Diri lebih mulia dari semua tatanan penciptaan makhluk (fi ahsani taqwim). Diri sangat mulia daripada surga sekalipun, dan lebih tinggi daripada bidadari. Bukankah mereka diciptakan untuk manusia. Laut, sungai, darat, bumi, langit, malam, siang, flora, fauna, matahari, bulan, bintang, untuk manusia. Demi keberlangsungan hidup, Kami beri rezeki yang baik. Dan, Kami lebihkan manusia dari semua ciptaan (baca Al-Isra' ayat 70). Manusia secara umum dalam penciptaan lahir. Sedang manusia secara khusus, mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulullah, serta menggunakan akal sehat (ijtihad), sampai menemukan Tuhan. Menemukan Dia, ketika tidak   lagi menyisakan pertanyaan. Itulah puncak perjalanan spiritual. Saat mulut dikunci, tanpa bisa menghina satupun makhluk, di bumi dan di langit. Iman yang tidak menuntut pertanyaan, ...

MENJAGA TAKWA PASCA IDULFITRI

  MENJAGA TAKWA PASCA IDULFITRI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Jangan sampai terjadi, pasca idulfitri, perbuatan baik tidak meningkat, atau terusir dari rumah hati sanubari. Sebaliknya, perbuatan jahat mendapat tempat. Maknanya, nilai syawal terkendala untuk merealisasi. Sebab, syawal artinya adalah peningkatan. Inilah harapan puasa Ramadan dan idulfitri, terdapat peningkatan kualitas kerja (amal) pasca idulfitri setiap tahun. Karakter takwa beserta dampak sifat ikutan sangat banyak. Seperti sifat peduli, sehingga menjadi pribadi yang menenangkan. Buktinya, banyak memberikan kemudahan (dispensasi, rukhshah), terutama untuk orang yang sakit (maridh) atau orang yang dalam perjalanan (safar). Terus, menepati janji, dan mengagungkan Allah atas petunjuk dari-Nya. Karakter takwa model ini berpengharapan melahirkan manusia baru. Terlahir kembali sebagai manusia yang pandai bersyukur. Berpengharapan untuk menjadi yang terbaik menandakan seseorang masih memiliki semangat (spirit) nyali...