Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

HAJI DAN QURBAN TIDAK SEKADAR RITUAL

Gambar
  HAJI DAN QURBAN TIDAK SEKADAR RITUAL Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Kloter pertama jamaah haji asal Kalimantan Barat diberangkatkan tanggal 2 Mei 2025. Telah lama mereka persiapkan jasmani dan rohani, sebuah keberangkatan suci menuju Baitullah di Mekah, kota yang diberkahi. Difirmankan Tuhan: "Demi buah tin, demi buah zaitun. Demi bukit Tursina. Demi negeri yang aman (Mekah)." (Attin:1-3). Betapa agama Allah yang terakhir ini, tidak sebatas terhenti pada ritual keagamaan. Termasuk ibadah haji dan kurban, keduanya sarat dengan simbol. Simbol atau perlambang dari kata dan perbuatan, jika tidak dimaknai oleh hati, niscaya berupa mantra dan perbuatan yang berulang saban tahun. Maksud dari tujuan haji dan kurban, justru tidak tercapai, gagal. Meskipun mungkin mendapat pahala. Apa yang menjadi tujuan semua pelaksanaan ibadah adalah perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik. Pembangunan manusia seutuhnya, bukan pribadi yang terbelah. Artinya, pelaksanaan ibadah tidak hanya...

AL-FATIHAH PERJANJIAN AWAL

Gambar
  AL-FATIHAH PERJANJIAN AWAL Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Dinamika sosial sangat kentara dalam Alquran. Tidak sebatas sifat orang-orang yang durhaka dibentang, tetapi juga watak jahat mereka yang tidak mau berubah. Menentang Allah dengan cara menukar, mengganti nikmat Allah (iman) dengan kekafiran. Di akhirat mereka berada di rumah siksa yang mengerikan. Informasi ini diterima dari Alquran, surah Ibrahim ayat 28. Ayat berikut: "Mereka membuat musuh-musuh untuk Allah, menyesatkan manusia dari   jalan-Nya. Katakan, nikmatilah yang sebentar ini (dunia). Maka sesungguhnya, neraka (akhirat) tempat kembalimu." (Sumber: Ibrahim ayat 30). Semua peristiwa yang telah lalu, sedang, dan akan datang, termaktub dalam surah Alfatihah sebanyak tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (tsab'ul matsani). Diawali dengan ayat pertama, bismillah (dengan nama Allah) yang memiliki sifat utama. Sifat rabbil 'alamin (mendidik dan mengajar) alam semesta. Arrahman dan Arrahim. Maksudnya, Tuha...

KEBERPIHAKAN

Gambar
  KEBERPIHAKAN Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Berpihak merupakan kepastian hidup. Kini, tidak ada lagi wilayah abu-abu. Pilihan hanya ada dua, hitam atau putih. Namun, ada satu lagi pengelompokan (kategori), yaitu bukan hitam dan bukan putih. Mereka kelompok menengah, atau Islam jalan tengah (wasathiyah). Pemilihan jalan kanan (putih) berpotensi kekiri (hitam). Adapun pemilihan jalan kiri (hitam) berpotensi kekanan (putih). Artinya, jalan lurus tidak selamanya ke kanan, dan tidak selamanya lurus ke kiri. Namun, saat kepastian kematian, dibimbing Tuhan ke jalan lurus (mustaqim). Jalan lurus (mustaqim) merupakan corak jalan para nabi. Lihatlah jalan kehidupan para nabi, disanjung, diangkat, direndahkan. Bahkan dihempaskan, diburu, dan ada yang dibunuh. Sketsa kehidupan mereka melambangkan pertaubatan dari dosa, seperti nabi Adam, nabi Nuh, nabi Musa, nabi Yunus. Mereka menjalani hidup apa adanya, bukan mengada-ngadakan sesuatu. Saat ditanya tentang mukjizat sebagai bukti bahwa m...

LOADING

Gambar
  LOADING Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Loading sedang berjalan, isyarat biru sedang berputar, jangan matikan dulu, sampai dia memberi isyarat berhenti. Lalu, tayang di monitor smartphone anda. Muncullah apa yang anda cari, tampaklah apa yang ingin anda tampakkan. Lalu tampil dengan sempurna. Bagaimana tampilan yang muncul sebagai akibat dari yang anda usahakan? Respon anda, menentukan sikap anda selama ini. Menerima perbuatan diri yang baik dan menolak perbuatan diri yang buruk. Bukankah baik dan buruk adalah perbuatan diri sendiri. Bukan perbuatan orang lain. Lalu, mengapa hanya menerima yang baik, dan membuang yang jahat, saat keduanya tayang sebagai fitur diri? Sudah tidak adil, ketika klaim ego hanya pada keuntungan, dan ego menolak ketika laporan kerugian. Jangan salahkan laporan, jika semua ini adalah perilaku diri sendiri. Neraca berjalan di atas kehidupan bumi, bukan meng-awang di atas awan langit. Perjalanan waktu mengantar seseorang kepada kematian. Jika diibaratkan ...

ALJAM'UL JAMA' (UNITATEM IN UNITATEM)

Gambar
  ALJAM'UL JAMA' (UNITATEM IN UNITATEM) Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Selain menjadi judul buku, aljam'ul jama' (bahasa Latin:   unitatem in unitatem) adalah tingkatan teratas dalam jenjang pangkat ma'rifat (ma'rifatun-nihayah). Para pengenal Allah SWT yang sejati ('arifin kamaliyah) adalah mereka yang tidak memperdulikan lagi isyarat yang datang. Sebab dirinya telah hilang (fana) dalam memandang dirinya. Namun, bila belum sampai bertemu dengan-Nya. Ditingkat asmaul-husna, sungguh Dia, dalam nama-Nya berpasangan, meskipun tidak semua. Seperti Al-Awwal dan Al-Akhir, Ad-Dzahir dan Al-Bathin, An-Nafi' dan Adh-Dhar, Al-Mu'iz dan Al- Mudzil. Perlawanan (antonim) sifat dan nama ini, menunjukkan Dia maha kuasa. Inilah ajaran dari Nabi Muhammad SAW tentang nama-Nya. Di tingkat sifat (maqamush-shifatullah) terdapat pada diri shallallahu 'ala Muhammadin shifatullah. Beliau sebagai tafsir, takwil, burhan, bayan, irfan tentang sifat Allah SWT. The beas...

TRANSFER

Gambar
  TRANSFER Oleh Ma’ruf Zahran Sabran TRANSFER sudah sering didengar, sejak temuan dunia informasi digital. Perkembangan zaman adalah kemestian sunnatullah di alam semesta. Dari masa primitif, agraris, teknik. Dan sekarang, masa digital. Tak terhindarkan saat penggunaan handphone sudah meluas. Manusia menjalani aktivitas kehidupan dari bangun tidur sampai tidur lagi, bersahabat dengan simbol, angka, huruf berupa tombol otomatis. Istilah dompet digital, warung digital, lowongan kerja digital, perpustakaan digital, pembelajaran di ruang digital, sampai pencarian jodoh digital, sudah sangat akrab. Terutama oleh anak-anak zaman now. Isi transfer bukan hanya uang, namun juga orang, barang dan pesan. Terakhir ini, Alquran mentransfer pesan. Dia memesankan banyak pesan. Terutama, dua pesan: Pertama,     pesan perintah untuk mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dan menaati utusan-Nya, Rasulullah Muhammad SAW. Kedua, pesan larangan berupa jangan mempersekutukan Allah SW...

MERAHASIAKAN ATAU MENYATAKAN AMAL

Gambar
  MERAHASIAKAN ATAU MENYATAKAN AMAL Oleh Ma’ruf Zahran Sabran KEDUANYA baik, engkau sembunyikan (sirrakum), dan engkau nyatakan (wajahrakum), Dia (Allah) mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan (perbuat). Perbuatan sebelum meluncur, terdapat pertimbangan akal. Isi akal adalah perpaduan antara pikiran dan perasaan yang berpusat di hati. Kerja hati sebelum amal (perbuatan) disebut niat. Posisi niat sangat penting untuk mengambil tindakan merahasiakan atau menyatakan amal. Niat boleh diartikan rencana amal, motivasi (daya dorong), tujuan beramal. Sebelum beramal, bersihkan terlebih dahulu rukun niat di dalam hati, karena Allah atau karena selain Dia. Atau niat yang bercampur, karena Allah, karena manusia, karena dunia dan karena akhirat juga. Niat yang beragam seperti ini, jelas telah syirik karena banyak Tuhan yang diniati. Atau niat bukan karena Allah, jelas telah ingkar. Niat hanya untuk Allah saja (lillah), bukan selain Dia dan bukan banyak niat (tujuan) yang dituju. Manajem...

MENAKAR ALMAHDI DENGAN AKAL SEHAT

  MENAKAR ALMAHDI DENGAN AKAL SEHAT Oleh Ma’ruf Zahran Sabran DIRI merupakan wadah pertarungan yang tidak pernah istirahat. Meski diri yang bersangkutan diam saja, atau tidur. Siapa diri yang tidak tidak pernah lupa dan tidak pernah tidur, dialah diri napas yang keluar-masuk. Keluar maknanya menuju pulang ke diri sejati. Masuk maknanya menuju datang dari diri sejati. Diri sejati itu Tuhan yang tegak. Saat diri terdiri sudah musnah, telah muspra. Tugas diri sendiri adalah mengenal diri sejati (ahad), melalui nur Muhammad SAW. Apa yang kita hadapi hari-hari, adalah refleksi dari dalam diri kita sendiri. Refleksi dari dalam diri yang muncul ke luar diri. Artinya, bagaimana diri zahir menonton kerja diri batin yang sedang berlakon atau berdrama. Karena dunia merupakan panggung sandiwara. Lakukan mengambil jarak antara diri zahir dengan diri batin adalah upaya menekan ego iblis yang menyeruak ingin marah. Cirinya adalah diri yang cepat merespon ('ajalah) tanpa tabayyun (crossche...

PESAN HIKMAH ALQURAN

Gambar
  PESAN HIKMAH ALQURAN Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Bagi sebagian besar masyarakat yang terbiasa berpikir konkrit, dan belum terbiasa berpikir abstrak. Penting bagi mereka untuk menggambarkan kisah-kisah nyata, meskipun hanya simbol yang belum sanggup dicerna makna disebalik teks sejarah. Mengingat, Alquran sebagai kitab terbuka, turun untuk semua manusia. Artinya, untuk semua pikiran, perasaan dan zaman. Mulai dari masyarakat primitif, modern, sampai masyarakat post-modern. Sejak ilmu pengetahuan berdimensi sensorial, intelektual, emosional, hingga spiritual, Alquran telah berdialog dengan zaman. Maksudnya, sejauhmana kebenaran Alquran sanggup dibentang,   sangat tergantung kepada semaksimal mungkin manusia mengembangkan pola pikir. Artinya, Alquran bukan memberangus pola pikir, dan Alquran tidak mengkebiri kekuatan akal sehat. Kurban (Arab: qurban) dapat dimaknai secara spiritual. Sebuah tataran yang telah melewati kesan dimensi sensorial (inderawi). Dengan cara, teks-t...

TERUSKAN BELAJAR ALQURAN

  TERUSKAN BELAJAR ALQURAN Oleh Ma’ruf Zahran Menuntut ilmu harus berkali-kali. Jangan sekali, bila sekali saja, siap-siaplah salah, kemudian bangga diri. Begitu juga belajar tajwid membaca Alquran. Ditemukan, banyak imam-imam salat jamaah yang bacaan mereka masih salah. Mungkin mereka mengandalkan belajar membaca Alquran pada masa kanak-kanak. Tanpa meng-upgrade bacaan. Tidak cukup mengandalkan bacaan yang dahulu. Artinya, berguru dan berguru sangat penting. Guna, mendapatkan bacaan tajwid yang paling tepat. Terdapat kesalahan jali seperti panjang pendek. Jangan malu untuk kembali mengecek langsung kepada Alquran. Pembiaran bacaan yang salah dan tidak mau belajar, merupakan dosa yang tidak disadari seumur hidup. Menjadi imam bukan semata rutinitas, tetapi kerja (amal) ilmiah, dan ilmu amaliah. Keduanya wajib berpadu dalam diri seorang imam. Jangan sampai merasa diri mulia, gara-gara telah diangkat menjadi imam. Namun bacaan Alquran sering salah. Belajar Alquran tidak perna...