Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

NURIJAH (BAGIAN 5 - AKHIR) - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

NURIJAH (BAGIAN 5 - AKHIR) Salat ghaib untuk Nurijah di Kota Pontianak kumintakan di beberapa masjid.   Semoga selalu menjadi tambahan rahmat Allah bagi Nurijah. Semoga Allah mengampuninya. Salat ghaib untuk ibuku Nurijah merupakan respon masyarakat Pontianak saat tahu ibuku telah pulang ke rumah kasih Allah (Rahmatullah). 17 Ramadan 1435 H,   saat aku terjadual Kuliah Subuh Masjid Raya Mujahidin.   Jamaah ikut berduka dan mereka salat ghaib an.   Nurijah binti H.   Zahri. Aku terkejut sembari bertanya,   dari mana bapak tahu ? Kemaren Jumat kami salat ghaib atas nama dan untuk ibunda Ustadz.   Alhamdulillah,   subhanallah,   terima kasih aku bersyukur. Jumat,   tanggal 13 Ramadan,   salat ghaib untuk Nurijah dibeberapa masjid,   diantaranya Masjid Syuhada,   Masjid Darul   Falah,   Masjid Sirajuddin Jl.   Apel (saat aku khatib dan imam). Doa kami untuk Nurijah tetap dihaturkan sejak wafat dan tidur pertama di alam Barzakh,   malam Jumat,   sejak 12 Ramadan 1435 H hingga hari ini

NURIJAH (BAGIAN 4) - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

NURIJAH (BAGIAN 4) Perjalanan hidup Nurijah 68 tahun penuh warna.   Jika warna - warni itu diputar dengan cepat yang tampak hanyalah kebeningan (mejikuhibiniu,   merah,   jingga,   kuning,   hijau,   biru,   nila,   ungu). Dari kebeningan warna itulah dia merasakan firasat kematiannya. 100 hari sebelum kematian,   raganya terasa hancur remuk redam.   Sedang 3 hari sebelum kematian,   dia didatangi orang yang disayanginya dan mengajak pergi dalam mimpi Nurijah. Tanggal 9 Juli 2014 aku menuju desa tempat kediamannya.   Nurijah sedang tertidur. Dia sakit kata Nova,   tapi sudah diberi Parasetamol. Tanpa mengusik lelapnya,   kupandangi wajah yang telah membesarkanku,   kuhayati kenangan mendalam beriring doa dan butiran air mata yang menggenangi kelopak mata.   Teringat masa kecil bersamanya. Aku tidak boleh larut,   akupun permisi,   meninggalkannya lewat salamku dengan Nova.   Sebelum Dzuhur aku meninggalkan ibuku untuk kembali ke Pontianak.   Sebab,   besok subuh,   aku ada jadual K

NURIJAH (BAGIAN 3) - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

NURIJAH (BAGIAN 3) Nurijah tidak pernah memilih kasih, anak tirinya,   cucunya,   dan siapa saja,   bahkan kucing sekalipun mendapat kasih darinya.   Banyak fakta bisa dihadirkan dalam mendukung pernyataan kasihnya.   Penulis merasakan perhatiannya saat kuliah dan akan   PNS di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,   kemurahannya begitu cepat,   tanggap dan cerdas,   segera uang tiga juta diberikannya kepadaku,   untuk terbang ke Jakarta,   walau dia ibu tiri seakan ibu kandungku.   Itulah kebahagiaan Nurijah,   bahagia yang sederhana saat memandangi photo wisuda anak-anaknya.   Sebagai hasil jerih payah keringatnya bersama Zahran, suka duka didayung bersama. Tujuh tahun masa sulit dihadapinya dengan Zahran,   mulai dari membuat kaligrafi,   cincin besi putih,   membuat parutan kelapa,   hingga merantau pahlawan keluarga ke pulau-pulau. Midai,   Serasan,   Tembelan,   guna pemasaran hasil kerja tangan. Pernah terjadi peristiwa yang memilukan hati,   saat kapal kayu yang dilayari Zahran

NURIJAH (BAGIAN 2) - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

NURIJAH (BAGIAN 2) Tepian sungai Selakau yang bertetangga dengan Masjid Bersejarah Sirajul Islam (1919) merupakan lokasi kelahiran Nurijah.   Ayahnya,   H.   Zahri merupakan sepupu Hj.   Fatimah Syam.   Keduanya dalam perantauan mengarungi laut Kalimantan.   Atas kasihan ombak terdampar di Kabupaten Sambas. Sebagai   anak bungsu,   Nurijah tidak bisa lama bermanja dengan ayahndanya. Walau H.   Zahri sangat menyayangi Nurijah,   takdir menitah lain,   rasa runtuh rantah hati Nurijah,   ayahnya telah wafat ketika Nurijah memasuki masa pertamanya sebagai seorang dara. Rintik air mata Nurijah. Sejak H.   Zahri mangkat,   Nurijah merenung diri di kamar,   meratapi nasib,   mengunci diri,   menenun jemari pandangan kosong,   rambut panjang tak tersisir,   air mata deras mengalir.   Lalu,   jatuhlah pengasuhan itu ke tangan kakaknya,   Ramlah isteri Ramli.   Ramlah dan Ramli tinggal di Sedau.   Keduanya berhati mulia,   tetapi hidup mereka miskin sebagai nelayan.   Hingga,   Nurijah set

NURIJAH (BAGIAN 1) - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

NURIJAH (BAGIAN 1) Mengabadikan namanya memiliki seribu hikmah dari perjalanan hidupnya.   Disarikan dari buku Ibu,   sebuah pengalaman pribadi yang dititi bersama penulis.   Banyak pelajaran yang bermanfaat bisa dipetik oleh generasi muda sekarang, terutama kaum hawa.   Sketsa wajah kehidupan silih berganti datang susul   - menyusul,   tawa tangis,   suka duka, sehat sakit,   kaya miskin,   muda tua,   lapang sempit,   jauh dekat,   tinggi rendah,   hitam putih,   gelap terang,   mulia hina,   pahala dosa,   hidup mati merupakan simponi kehidupan saling menyapa,   saling menamai,   saling bersinggungan.   Walaupun taqdir Allah selalu benar,   segala puji untuk Tuhan,   Allah SWT. Mengenang tujuh tahun wafat Nurijah   (Selakau,   lahir 18 April 1946. Wafat   10 Juli 2014), dalam rangka menyongsong haul ke tujuh inilah,   tulisanku mendarat di pena virtual monitor pembaca.   Tidak berlebihan sekiranya penulis telah bersama Nurijah 36 tahun,   sejak 1978 ingin mengenang kebaikan beli

ZAHRAN - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  (Photo : H. Zahran bin H. Sabran bin H. Abdur Rasyid Langgar Nagara) https://youtu.be/TgCSB2t4740 ZAHRAN Nama yang sederhana,   tapi kaya makna.   Dari kata itu setimbang dengan Zuhran,   Zuhur,   yang artinya terang,   nyata,   memberi arah kepada waktu Zuhur.   Atau,   Zahran,   Zahrah,   Zahratun,   berindikasi kepada bunga mawar merah. Indah dilihat,   tapi waspada,   ada durinya.   Perluasan makna dari derivasi kata itu,   mengandung banyak arah kepada hukum bacaan yang nyata (Idzhar).   Dz dan Z,   penggunaan nama   tersebut memiliki arti yang berbeda sesuai kadarnya.   Wallahu a'lam. Zahran adalah sebuah nama resmi saat dia masuk Sekolah Rakyat (3 tahun),   masa koloni Belanda.   Ketika dia dilahirkan (1929), namanya belum ada,   belum disediakan.   Lahir ke dunia sebentar,   lalu tidak bernapas,   maka diberitakan kepada masyarakat kampung Nagara,   bahwa dia telah mati,   yang baru saja lahir tadi.   Berkumpul orang memandikan,   mengafankan,   lalu,   bahinak,   ber

HAMBA RAMADANI ATAU HAMBA RABBANI - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  (Photo : Masjid Raya Singkawang) https://youtu.be/DWJv4GMup3U HAMBA RAMADANI ATAU HAMBA RABBANI Hamba Ramadan boleh dimakna dengan pengabdian kepada dan selama Ramadan ada.   Ramadan tiba,   ibadah hambapun semarak,   begitu Ramadan pergi,   secepat itu pula ibadah hamba pergi,   bahkan telah hilang sama sekali,   sebelum Ramadan berpamitan pulang kembali ke pangkuan Rabnya,   si hamba telah menjauh dari Rab Sang Pemilik Ramadan.   Mungkin si hamba demikian tergiur dengan pahala yang dijanjikan selama bulan suci Ramadan.   Ternyata ini tidak efektif,   karena  tidak didasari oleh rasa kehambaan yang bertuhan,   maksudnya kehambaan yang bertuhan itu adalah  sangat bergantung kepada Allah SWT   (mukhbitin,   syakirin,   rahhabin,   rahib yaitu pengabdi Tuhan tanpa upah). Bulan Ramadan datang dan pergi,   pasang surutnya merupakan sunnatullah seperti bulan yang lain,   Ramadan memiliki keistimewaan dibanding bulan lain,   tapi jika ibadah disandarkan hanya pada Ramadan,   sebentar l

WAKTU LAILATUL QADAR - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
(Photo : Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin) WAKTU LAILATUL QADAR 1. PENDAPAT SECARA KHUSUS Ulama yang berpendapat bahwa waktu Lailatul Qadar jatuh pada malam - malam ganjil disepuluh malam terakhir Ramadan adalah jumhur ulama yang mu'tabarah (sebagian besar ulama). Hal tersebut dinukilkan dari banyak Hadits Nabi saw sebagai sandaran dalil dan telah disyarah dalam jutaan kitab karangan ulama dari generasi ke generasi. Tidak dapat dipungkiri lagi tentang kebenarannya,   sahih - mutawattir. Dan,   Allah SWT memang menurunkan nya berdasarkan surah Al Qadar   (97) ayat   1 - 5. Diturunkan Allah,   Al Qadar pada malam   Al Qadar, pada malam tanggal   21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadan.   Gapai kemuliaan pada malam   - malam yang telah dijanjikan. 2. PENDAPAT SECARA UMUM Pendapat umum maksudnya tidak menentukan tanggal,   bulan,   siangkah atau malamkah. Artinya tidak ada kekhususan dari aspek amaliyah,   ruang,   waktu dan situasi dan kondisi. Keumuman ini bisa dipahami tatkala Al

TANDA - TANDA LAILATUL QADAR - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  TANDA - TANDA LAILATUL QADAR 1.     Tanda fisik Tanda ini bisa diamati,   dilihat dan disaksikan berupa gejala alam.   Efek dari malam turunnya malaikat (sepasukan malaikat) yang dipimpin langsung oleh malaikat Jibril sebuah peristiwa langka yang hanya terjadi di malam - malam ganjil Ramadan pada sepuluh hari yang terakhir.   Cahaya matahari menjadi redup sejak dari terbit hingga terbenam,   efek nur (cahaya)   malaikat membuat kalah cahaya matahari bahkan tidak mampu bersinar terang sebagaimana biasanya.   Lebih lanjut Imam Bukhari (ahli dan periwayat Hadits) juga kembali mewartakan dedaunan dan pepohonan menjadi tenang,   dalam arti khusyu' tidak bergerak,   suasana tenang tidak gaduh dengan suara binatang malam. Tanda   - tanda fisik menggambarkan kedamaian malam itu,   tetapipun belum bisa dipastikan dengan gejala alam seperti tersebut.   Karena,   pada malam dua tujuh Ramadan di Madinah,   saat turunnya Lailatul Qadar   malam suci nan mulia,   kota Madinah pada masa Nabi

IDUL FITRI - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

Gambar
  IDUL FITRI Makna Idul Fitri dapat diartikan pengulangan atau daur ulang yang popular di kalangan elektronik,   restart.   Mungkin pelacuran diri atau banyaknya virus yang masuk sistem imun tubuh kita terasa rentan dan berat serta lama derita menjalani hidup,   hidup terasa beban.   Dalam bahasa agama,   beratnya jalan dalam komputer hidup kita,   disebabkan dosa   (dzanbun jama'nya dzunub).   Secara bahasa dzanb artinya ekor.   Anatomi tubuh yang ikut menyempal pada tubuh,   sebenarnya tidak perlu karena memberatkan,   menyesakkan jalannya napas komputer kehidupan.   Walau di tubuh kita sudah ada anti body atau anti virus yang disiapkan Allah SWT terlebih dahulu pada susunan tubuh manusia dalam lingkaran 30 huruf hijaiyah terurai pada tubuh kasar Adam. Tidak cukup alarm itu,   Allah sediakan peringatan (warning)   berupa peringatan bala' seperti sakit,   jatuh miskin,   dihinakan,   diperangi,   dilaporkan,   dipecat,   dicopot. Atau,   peringatan yang bersifat nikmat seper