Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

TUJUH HURUF HIJAIYAH YANG TIDAK TERDAPAT DALAM SURAH AL-FATIHAH

Gambar
  TUJUH HURUF HIJAIYAH YANG TIDAK TERDAPAT DALAM SURAH AL-FATIHAH Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Alfatihah merupakan surah pertama dalam Alquran, dari 114 surah. Alfatihah yang berarti pembukaan, pujian, pengakuan, permohonan petunjuk. Disamping berfungsi sebagai obat dari segala penyakit, surah yang paling agung, dan pembuka pintu surga (kebahagiaan). Serta, penghindaran dari siksa kubur, dan terbebas dari siksa api neraka. Pola umum, Alquran disifati sebagai bacaan yang agung. Pola khusus, surah Alfatihah disebut tujuh ayat yang dibaca berulang kali. "Dan sungguh, Kami telah memberi kepadamu, tujuh ayat yang dibaca berulang. Dan, Alquran yang agung." (Alhijr:87). Maksudnya, surah Alfatihah adalah tujuh ayat yang selalu dibaca di semua kesempatan, terutama di dalam salat. Malah, menjadi rukun bacaan. Sabda Rasulullah SAW menyatakan: "Tidak ada salat, bagi orang yang tidak membaca surah Alfatihah." (Bukhari dan Muslim). Artikel ini menyarankan, membaca surah Al...

BELAJAR MENEMUKAN DIRI SENDIRI

Gambar
  BELAJAR MENEMUKAN DIRI SENDIRI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Jelas Islam, satu-satunya di dunia, syariat yang melarang umat berpuasa, hari idul adha dan tiga hari tasyrik. Malah, disuruh bergembira, menikmati lezatnya daging hewan kurban. Sungguh sempurna (kamil) ajaran ini (Islam). Sungguh lengkap, utuh (syamil) ajaran itu (Islam). Ditarik pada ranah apapun, dia (Islam) tetap sempurna. Diulur pada tambang apapun, dia (IsIam) tetap lengkap. Tidak hanya penilaian dari pemeluknya (insider), juga penilaian dari luar (outsider). Ajarannya, ada yang menyuruh (murni) taat. Ada ajaran yang melarang (kesan) taat. Semua yang tanpa ilmu, pasti tertolak pada gerbang Islam, tidak peduli itu raja, atau ini anak raja. Demikian juga cinta, ada aturannya. Seperti larangan menikahi dan mengawini saudara kandung, larangan menikah dengan ibu, bibi (perkawinan sedarah). Atau, larangan menikahi anak perempuan dari saudara laki-laki. Semua diatur pada hukum mahram yang tertulis rapi, dalam Alquran...

JALAN SUNYI

Gambar
  JALAN SUNYI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Banyak orang linglung menghadapi cabaran kehidupan. Semakin tua usia bumi, semakin jauh dari kebahagiaan. Sepertinya, tema sabar dalam khutbah, hanya selesai di atas mimbar. Namun, belum merealita di bumi. Sabar di sini, hanya sebatas ideologi langit. Sebelum merasakan bahwa sabar identik dengan kebahagiaan, dan bahagia adalah sabar. Kita, wajib mengenal siapa yang sabar, dan maha sabar (Ash-shabur). Maha sabar (Tuhan), memberi cahaya kepada yang sabar (Muhammad). Sampai terbit kesabaran pada aku, kamu, kami, dan kita. Pancaran cahaya Tuhan (emanasi) dari dua sumber induk sifat-Nya. Aljalal dan Aljamal. Jalali dan jamali-Nya, wajib disabari. Menyabari jalali-Nya (sifat keagungan) adalah sangat wajar. Sebab harus dan tidak ada pilihan lain. Pecahan dari induk sifat jalal adalah Adh-dhar (memberi derita). Pacutan cemeti sengsara dari-Nya, mesti disambut dengan sabar. Aljabbar, sang maha pemaksa, sifat-Nya yang wajib direspon dengan sa...

PENGANTAR

  PENGANTAR Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan pemilik langit dan bumi, serta arasy yang agung. Salam beriring salawat, senantiasa terhaturkan kepada junjungan alam, kekasih-Nya, beserta keluarga, sahabat, dan umat yang setia pada risalah yang baginda sampaikan. Buku ini diangkat dari refleksi perjalanan batin Ramadan, dan akumulasi cakrawala pemikiran tentang bulan suci. Penulis merasakan cahaya Alquran, isyarat ilmiah dan ilhamiyah. Ibarat permata, yang menebarkan serpihan kilaunya, di setiap tepi dan sudutnya. Memadu pada getaran hati, bersatu pada jiwa Ramadani. Meski refleksi, namun sanggup memberi arti, bagi yang sanggup mengartikan. Bahwa Ramadan, tidak sama dengan bulan lain. Pembelajaran yang dikandungnya, adalah madrasah hidup dan pengkhabaran suci, tentang kehidupan setelah kematian. Kehidupan yang abadi, kekal, selamanya. Betapa Alquran sangat dekat dengan Ramadan. Sampai keduanya disebut beriringan dalam Alquran. "Bulan ...

KECERDASAN BERAGAMA MELAMPAUI BATAS LOGIKA (BELAJAR DARI NABI IBRAHIM)

Gambar
  KECERDASAN BERAGAMA MELAMPAUI BATAS LOGIKA (BELAJAR DARI NABI IBRAHIM) Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Ada yang menarik, bahwa siapa yang menolak agama   moyangmu, Nabi Ibrahim, tanda kebodohan jiwa (safiha nafsah). Safih merupakan sketsa pribadi yang kurang akal. Padahal, mulanya, Nabi Ibrahim sangat rasional. Terbukti, saat beliau mencari Tuhan yang berawal dari pengamatan (observasi) terhadap bintang, bulan, matahari. Ternyata, bintang bukan Tuhan, bulan bukan Tuhan, matahari bukan Tuhan. Bila ciptaan Tuhan yang besar saja, tidak boleh dituhankan dan dituankan, apalagi manusia yang kecil, lemah, lunglai. Tentu, Nabi Ibrahim harus mencari Tuhan yang maha besar, lebih besar daripada matahari. Untuk sampai ke titik ini, itulah tugas Nabi Ibrahim, khalilullah (sahabat setia-Nya). Kalau logika belum terlampaui, tidaklah Nabi Ibrahim mampu, masuk ke dalam gundukan gunung api yang dibangun oleh Namrud, raja zalim Babilonia. Jika kecerdasan beragama Nabi Ibrahim, tidak melampau...

DUA ALAM

Gambar
  DUA ALAM Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Dua alam (dunia dan akhirat), sangat tergambar secara gamblang dalam Alquran. Bukan "kaleng-kaleng," saat Alquran menerangkan penduduk surga beserta karakter. Dan, menerangkan penduduk neraka beserta karakter. Kepada penduduk neraka difirmankan, Tuhan tidak pernah berbuat aniaya kepada mereka. Melainkan, mereka yang berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri. Untuk penduduk surga, dikatakan,   bahwa dengan rahmat Allah SWT, mereka memasuki surga. Sebab, secara adab mengajarkan semua perbuatan baik manusia, terbit dari sisi Allah SWT. Adapun perbuatan jahat manusia, berasal dari kelalaian dan kealpaan manusia. Meski, dalam beberapa ayat, Tuhan menyerahkan putusan kepada manusia untuk memilih, secara bebas. Memilih karakter surga, atau karakter neraka. Karakter surga memakan makanan yang halal dan thayyibat. Karakter neraka memakan makanan yang haram dan khabitsat. Halal merupakan profil kebaikan, haram merupakan profil keburukan. H...

BUKA BUKU, TUHAN BUKAN BAHARU

Gambar
  BUKA BUKU, TUHAN BUKAN BAHARU Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Bermacam sikap manusia terhadap Allah SWT. Dari mulai mendustakan, sampai terang-terangan memadamkan api cahaya-Nya. Berupa membengkokkan agama-Nya yang lurus. Lalu, melarang manusia pada jalan Allah, dan menghalangi syiar Alquran. Membuat kekacauan dalam agama, menulis hukum agama. Namun, mereka katakan, ini datang dari sisi Allah. Sehingga, agama terpecah-belah, berkelompok dan saling menjauhi. Tidak cukup dengan cara ini, mereka menghukum Allah dan Rasul-Nya. Menghukum Allah SWT dengan meyakini, bahwa Allah memiliki anak laki-laki. Dan mereka beranggapan pasti masuk surga. Jika nanti, mereka masuk neraka, tidak lebih dari beberapa hari saja. Mereka juga menuduh Rasul-Nya, sebagai pendusta dan tukang sihir. Akhirnya, mereka menjadikan Allah sebagai musuh. Selain itu, ada yang mengambil sikap pertentangan dengan cara meragukan hari kiamat dan hari kebangkitan alam kubur. Ada yang mengimani Tuhan sebagai pencipta lan...